Lihat ke Halaman Asli

A.IBNU.M.

freelancer

Kembali ke Masa Lampau

Diperbarui: 2 November 2020   15:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Nafas yang ku hembuskan ke kaca jendela sebuah mini bus mencipta kabut ,

Sudah hampir 3 jam aku duduk di dalam bus ini yang bertujuan mengantarku pulang ke kampung halaman , sudah 3 terminal namun tak ada penumpang yang naik ataupun turun ,

Entah udara yang kian dingin atau hanya  perasaanku saja , aku menggigil lalu berdiri menatap sekeliling mencoba melihat sekeliling bus , hanya ada 13 orang penumpang termasuk aku ,1 orang sopir dan seorang kondektur .

13 , aku melihat sopir yang hanya fokus menyetir dan saat aku melihatnya matanya melirikku dari kaca spion tengah bus mata lelah dengan kantung mata pucat , sedang si kondektur hanya  bolak balik menatap keluar jendela 

Satu orang perempuan berpakaian adat Jawa duduk di depan ku ,tak henti-hentinya menatap kaca make up yang di bawanya sambil terkadang merapikan riasan wajahnya , cantik ujarku dalam hati. 

Satu buah keluarga kecil dengan dua orang anak duduk di kursi paling belakang dekat sebuah toilet kecil sarana milik bus , dua anak itu hanya tertidur dalam posisi tergendong menghadap belakang tubuh ayah dan ibunya ,sehingga dua anak itu tak terlihat oleh ku hanya saja , wajah kedua ayahnya mengganggu ku , gigi ayahnya terus bergemeletuk padahal di langit-langit bus tersebut kulihat semua lubang AC yang mengarah  ke mereka di tutup semuanya. Ibunya hanya memeluk bayinya erat namun ia selalu menatap kosong ke kolong kursinya , memperhatikan kakinya kah ? Tanyaku.

Di seberang bangku milikku penumpang terdapat penumpang lain , perempuan tua berusia lanjut memegang tongkat berpakaian sedikit usang ,rambutnya tertata rapi dengan sanggul dia tertidur bersandarkan tongkat kayu miliknya .

Aku duduk sebentar menutup lobang AC di atas kursi duduk , mengapa tidak sampai - sampai , dan mengapa iudara kian dingin disini tanyaku dalam hati , mungkin aku ke toilet dulu dingin ini akibat aku menahan buang air kecil kali ya . Sergahku 

Aku berjalan menuju toilet , pintunya berderit saat aku tutup , seperti engsel  pintu berkarat yang telah lama tak di gunakan .

'Tok tok tok ' ketuk seseorang  di luar pintu . 

'baru juga masuk , ckck' gerutuku dalam hati , lalu segera membersihkan dan melihat siapa yang mengetuk itu , aku lihat seorang kakek bungkuk berkulit sawo matang , dengan kepala penuh uban meraba dinding ingin masuk , ia terbatuk-batuk , lalu dia memegang tanganku sebagai tumpuan , dingin , lalu masuk ke dalam toilet . 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline