Lihat ke Halaman Asli

Dede Amar Udi Ilma

International Program For Law and Sharia ( IPOLS )

Seorang Wali Allah yang Namanya Terkenal di Langit, Namun Tidak Dikenal di Dunia

Diperbarui: 1 Juni 2019   16:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber : Uwais Al Qarni ID

Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. (QS. Al Isra' ayat 23).

Uwais  Al Qarni adalah penduduk dari daerah Qaran di Yaman. Dalam sebuah riwayat, Uwais Al Qarni telah memeluk Islam setelah Yaman mendapat seruan dari Nabi Muhammad SAW.

Uwais Al Qarni dikisahkan mempunyai penyakit sopak, tubuhnya dipenuhi belang.
Uwais  Al Qarni adalah pemuda yang saleh dan sangat berbakti kepada ibunya. Apa yang menjadi pinta ibunya, dia pasti akan segera melaksanakannya. Termasuk saat ibunya meminta naik haji. Bakti Uwais Al Qarni terhadap ibunya dijelaskan dalam beberapa hadits dari Nabi Muhammad SAW. 

Ibunya  merupakan  wanita tua yang lumpuh. Ia mempunyai permintaan yang bagi Uwais sulit dikabulkan.
Berikut beberapa hadits mengenai Uwais Al Qarni dan kisahnya baktinya:
Dalam suatu waktu ibunya berkata, "Anakku, mungkin Ibu tak lama lagi akan bersamamu. Ikhtiarkan agar ibu dapat mengerjakan haji."

Uwais termenung. 

Ia terpikir jauhnya perjalanan dari Yaman ke Mekkah. 

Ia berpikir mencari jalan keluar.

pikirannya menjadi kalut karena untuk naik haji membutuhkan perbekalan dan kendaraan, sedangkan unta saja mereka tidak punya. Namun Uwais Al Qarni tidak ingin mengecewakan ibunya. Maka ia pun mencari cara untuk mengabulkan permintaan ibunya. 

Lalu muncullah ide yang aneh.
Uwais Al Qarni membuatkan sebuah kandang di puncak bukit untuk seekor anak lembu miliknya. Untuk memberi makan dan mengembalikan lembu ke kandang, dia harus menggendong lembu itu naik-turun bukit. 

Hingga banyak penduduk yang menganggapnya aneh dan gila.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline