Lihat ke Halaman Asli

NTB Meminang Pimpinan Daerah

Diperbarui: 26 Desember 2017   14:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pesta demokrasi di NTB Tahun 2018 mendatang mengundang perhatian banyak pihak mulai dari kalangan masyarakat bawah sampai kepada para Tokoh dan elit Partai. Hal ini merupakan kesadaran tersendiri untuk ikut menentukan sosok pemimpin yang akan membawa perubahan NTB menuju lebih baik dan sejahtera. 

Para kandidat calon yang ingin menjadi orang No satu di NTB mulai melakukan pencitraan dan belusukan menawarkan sejumlah program-program unggulan yang dapat diterima oleh halayak publik. Peran masyarakat dalam mengawal pesta demokrasi menurut saya merupakan sebuah keharusan, hal tersebut sangat menentukan kualitas sosok pemimpin yang akan diharapkan membawa perubahan dan kesejahteraan masyarakat NTB.

Ahir-ahir ini pesta demokrasi di berbagai daerah di indonesia mengalami pergeseran nilai, hakikat demokrasi yang bersih dan jujur tercedrai dengan politik uang dan isu hoax, pesta demokrasi dijadikan sebagai ajang taruhan dan tempat menngumbar isu-isu hoax ke publik. Politik uang dan  Isu hoax tidak dapat dipungkiri bahkan dapat dijadikan senjata untuk menjatuhkan pihak lawan, hal tersebut seakan  menjadi sebuah budaya dalam demokrasi. 

Menurut saya politik santun yang jujur dan bersih dalam berdemokrasi sangat menentukan kualitas pemimpin masadepan. Apa yang terjadi  dan kita lihat saat ini semestinya masyarakat dari semua lapisan dan golongan lebih peka dan ikut proaktif menjaga nilai-nilai baik dalam berdemokrasi dan mengedapan politik santun.

Wacana yang dibangun dan dimunculkan ke publik mendekati momen pilkada sangat beragam, salah satu diantaranya adalah pemimpin harus faham dunia birokrasi ada juga yang alergi dengan ketokohan sang Tuan Guru masuk dalam politik, bila seorang Tuan Guru masuk dalam kancah politik maka akan mencedrai ketokohannya sebagai penda'I atau pendakwah. Seakan-akan tidak ada ruang bagi yang kurang memahami ilmu birokrasi dan pemerintahan. Wacana-wacana yang dimunculkan hanyalah untuk mencari sensasi dan perhatian publik. Padahal ruang demokrasi adalah wadah bersama yang apabila diisi dengan orang baik maka roda pemerintahan berjalan dengan baik,  dan amanah rakyat juga ditunaikan dengan baik dan amanah. Bila ruang demokrasi politik tidak diisi dengan orang baik maka yang akan mengisinya adalah orang-orang yang berwatak korup dan bermental penjajah. 

Politik merupakan sebuah alat dan ladang berdakwah mengabdikan diri untuk kemaslahatan ummat, seuai dengan yang diajarkan Rasulullah SAW dan para sahabatnya. Beliau selalu mengajarkan sifat jujur dan santun dalam berdemokrasi mengedepankan kepentingan rakyat diatas kepentingan pribadi, golongan dan kelompok. Hal semacam ini dapat ditiru untuk diaplikasikan dalam mewujudkan demokrasi yang jujur dan bersih, agar para pemimpin yang dipilih langsung oleh rakyat memiliki kualitas keperibadian yang tinggi dan amanah dalam menjalankan hak-hak rakyat.

Masyarakat harus jeli melihat isu atau wacana-wacana yang muncul di medsos baik di media cetak maupun elektronik, jika tidak disikapi dengan baik dan melakukan tabayyun terlebih dahulu, maka akan berdampak pada kesenjangan sosial dan mudah perprovokasi yang ahirnya berujung pada tindakan anarkis dan sebagainya. Dalam konteks ajaran islam  pada  surat Al-Hujarat  dijelaskan bahwa " Wahai orang-orang yang beriman, jika ada seorang fasiq datang kepada kalian dengan membawa suatu berita penting, maka tabayyunlah ( telitilah dulu) agar jangan sampai kalian menimpakan suatu bahaya pada suatu kaum atas dasar kebodohan, kemudian akhirnya kalian menjadi menyesal atas perlakuan kalian" (QS Al-Hujarat Ayat 06). 

Ayat ini memberikan pelajaran kepada kita betapa pentingnya melakukan kelarifikasi terhadap isu/berita terlebih dahulu dengan berpikir positif agar kondusivitas antar sesama terjalin dengan baik, terutama mendekati pesta demokrasi agar selalu berpikir positif supaya suasana demokrasi berjalan dengan aman dan damai dan tidak ada yang dirugikan.

Menurut hemat saya menentukan pilihan adalah sebuah kewajiban dalam berdemokerasi, dan memberikan hak pilih adalah nurani. Jika demokrasi adalah ruang bersama maka mari kita jaga dan rawat bersama. Agama selalu mengajarkan kepada kita cinta damai dan menjalin persatuan selalu berpikir positif (Husnuzzan) antar sesama agar terjalin kehidupan yang aman, damai dan tenteram gemah ripah lahjenawi.

Demokrasi mengajarkan kepada kita bagaimana pentingnya sebuah persasatuan dalam memajukan bangsa. Ketika wadah persatuan dapat dijaga kemurniannya maka kemajuan dan kesejahteraan dapat diraih dengan seksama. Dalam demokrasi kalah dan menag bukan menjadi soal, akan tetapi semua itu mengajarkan kepada kita betapa pentingnya kehadiran sang pahlawan untuk kemajuan yang lebih baik. Kemajuan suatu daerah dapat terwujud apabila rasa persatuan dan kesatuan terjalin dengan baik antar lapisan masyarakat, hal ini yang menjadi spirit seorang nahkoda dalam memimpin daerah dan bangsa.

Semoga pesta demokrasi di NTB Tahun 2018 mendatang berjalan dengan baik, kemurnian dalam berdemokrasi dapat dijaga dan melahirkan pemimpin yang amanah serta tanggung jawab atas rakyat yang dipimpinnya. Jika pemimpinnya adil maka tidak ada masyarakatnya miskin. Hal terbesar yang menjadi tanggung jawab pemimpin mendatang adalah menuntaskan kemiskinan dan membuaka peluang kerja bagi para pengangguran. Kemiskinan dapat dituntaskan apabila  rakyatnya bekerja dan bergaji.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline