Lihat ke Halaman Asli

Bukan Siti Nurbaya (Episode 11)

Diperbarui: 26 Juni 2015   09:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sedari pagi tadi, aku sudah sibuk mempersiapkan segala keperluan suamiku. Aku juga telah menghubungi David dan meminta izin ke kantor setelah siang. Kulihat suamiku sudah rapi dan bersiap untuk pergi. Dengan cepat dan cekatan kukenakan jilbabku. Belum sempat aku merapikannya, suamiku telah menarikku kembali ke dalam pelukannya. Erat... nafasku sampai sesak. Kupejamkan mataku, ku tahan butiran bening yang hampir tumpah.

"Sebulan itu cuma 30 hari kan sayang, rasanya abang tak sanggup meninggalkanmu walau sehari saja." Bisiknya pelan.

"Dan sebentar lagi kamupun akan meninggalkan abang, dua tahun itu terlalu lama sayang... "

Kali ini dia melepaskan pelukannya, memandang wajahku, menatap mataku...

"Tapi abang akan menunggu... Demi kebaikanmu abang iklas"

Kusentuh wajah suamiku ini, pelan dan perlahan kugambarkan sketsa wajahnya agar melekat di otakku. Matanya, hidungnya, pipinya, bibirnya...

"Hari ini Ama akan membuat surat pengunduran diri, Ama akan menanti abang pulang dirumah, kita bisa menghabiskan waktu hanya berdua saja sampai keberangkatan Ama nanti"

"Kamu yakin dengan keputusan itu?"

"Iya..." Kudekap kembali tubuh suamiku ini, seolah tak ingin dia pergi.

"Kamu mau minta dibawain apa nanti, sayang?"

"eum... asal abang pulang dengan selamat dan sehat itu sudah cukup buat Ama"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline