Lihat ke Halaman Asli

Alfonsho

Tulisan apa saja dan kadang tak beraturan

Saatnya untuk Merelakan

Diperbarui: 28 Maret 2022   19:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

ADA SAATNYA UNTUK MERELAKAN

Akan ada waktunya
Pasti ada saatnya
Tak ada lagi namamu
Tak ada lagi bayangmu

Semua akan hilang
Segalanya akan sirna
Akan ku sudahi penantian ini
Akan ku akhiri harapan ini

Suatau saat nanti mungkin saja bukan aku yang memanggil-manggil namamu kala malam menjemput
Tapi yang pastinya ada terselip namamu dalam setiap ujud doaku kala ku jumpa dengan-Nya

Mungkin itulah pilihan yang terbaik
Agar semuanya akan baik adanya

Memang berat rasanya
Namun tak ada lagi jalan lain
Selain berhenti berharap
Sebab memaksakan tanpa titik terang
Malah memberikan luka

Sungguh sulit seharusnya
Namun mau bagaimana lagi
Mungkin merelakan adalah jalan yang terbaik
Sebab memohon pada hati tanpa balasan
Hanya meninggalkan derita

Mungkin saja inilah cerita kelam yang telah terukir di kotamu
Walaupun tak begitu indah
Namun setidaknya kau pernah hadir memberikan warna cerita ini

Dan harus kamu tahu bahwa aku masih dan tetap di kotamu
Masih dan selalu ada namamu dalam setiap doaku
Jika tak ada hati lain menjemputmu
Makan datanglah kepadaku bila Tuhan mengijinkan

Semoga kita tetap saling mendoakan
Dan hanya itulah harapan terakhirku

Soe,28 Maret 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline