Lihat ke Halaman Asli

Alfonsho

Tulisan apa saja dan kadang tak beraturan

"Seko", Secangkir Kopi

Diperbarui: 30 September 2019   06:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

S E K O (SEcangkir KOpi)

Lelah aku di persimpangan jalan
Melewati malam penuh tanya
Mencoba menebak kisah di hari depan
Bersama kicauan burung,ku sulutkan sebatang  rokok sembari berharap kepulan asapnya mampu menembus ruang hatimu..

Pada pagi yg indah,,kuteguk hangatnya kopi pahitku,agar rindu yg membeku dapat dicairkan..
Tentang rindu,,aku tak pernah menginginkan itu,,sebab pada siapakah aku merindu??
Ahg..pagiku masih diselimuti sejuta tanya..
Ketika penolakan mengujam,menikam tepat di hati,,adakah secercah harapan darimu untukku??
Ketika penolakan merobek dan menjadikan hancur berantakan sucinya hati..
Adakah ketulusan hatimu tuk merangkaikan kembali,menjadikannya hati yg utuh..
Yah..itulah inginku saat ini,esok dan selamanya..
Ataukah aku terus-terusan merindukanmu yg tak pasti dan malah melangkah pergi...

Ku teguk lagi kopiku,pahit terasa..menembus hingga ke seluruh tubuhku dan pahitnya kopi seakan mengajarkanku bahwa pahit selalu mengalahkan yg manis,nikmatilah saja walau pahit....

Kupang,30 September 2019
Alfonsho Ola

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline