Lihat ke Halaman Asli

Depresi "Bukan karena Lebay dan Kurang Dekat Tuhan"

Diperbarui: 2 Desember 2020   09:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Depresi adalah penyakit medis yang diderita seseorang, yang mempengaruhi pikiran, perasaan dan jiwanya. Secara umum, depresi adalah rasa sedih dan stres yang membuat orang yang merasa depresi terus menerus kehilangan minat. Hal ini dapat disebabkan karena 3 faktor, yaitu faktor psikologis, biologis dan lingkungan. 

Contoh dari faktor psikologis bisa melalui pengasuhan dan cara mendidik yang buruk, penyiksaan, banyaknya tekanan. Faktor lingkungan dapat dilihat dari teman atau orang terdekat yang toxic, seperti kecanduan alkohol dan narkoba dan adanya pembully-an. Faktor biologis yang dimaksud adalah adanya ketidak imbangan hormon, faktor keturunan dan kerusakan jaringan pada tubuh. Depresi dapat di alami oleh semua kalangan. Mulai dari anak usia dini sampai orang dewasa.

Ciri-ciri yang terjadi pada orang yang mengalami depresi pada umumnya adalah temperamen dan emosi yang cepat berubah secara drastis, enggannya bersosialisasi, berkurangnya minat terhadap hal yang telah menjadi kebiasaan atau hobi, lebih senang menyendiri, kurang bisa mempercayai orang lain, kerap merasakan tekanan batin dan tidak jarang yang sampai nekat untuk menyakiti dirinya sendiri sampai mengakhiri kehidupannya.

Saya pernah mengamati orang yang mengalami ciri serupa seperti diatas. Pengaruh yang diberikan akibat keadaan tersebut sangatlah buruk terhadap lingkungan dan sekitarnya. Seperti pribadinya yang awal mula sangat ceria menjadi lebih tertutup, menghindari bergaul dan bersosialisasi dengan orang dan teman sekitar, kerap sekali terlihat tertekan dan menangis, tidak adanya minat terhadap hal yang disukai dan hobby, bahkan dampaknya sampai terbawa pada jenjang akademiknya. Seperti kerap meninggalkan kelas dan alfa atau bolos ketika jam pembelajaran.

Istilah depresi ini sudah umum dikalangan masyarakat Indonesia. Tetapi tingkat kesadaran perihal masalah ini sangatlah minim. Ada yang beranggapan depresi terjadi karena hal yang bersangkutan dengan agama. Tidak jarang orang menanggapi seperti "kamu kurang ibadah", "imanmu kurang kuat", dan bahkan ada juga yang mengatakan "kamu kurang dekat tuhan, makanya kaya gitu". 

Padahal perihal mental dan agama sangatlah berbeda. Ada juga kalangan orang yang beranggapan bahwa depresi adalah suatu hal yang lebay atau berlebihan, dan bahkan sampai membanding-bandingkannya. Seperti "alah cuma gitu doing aja kaya gitu, aku kemaren lebih parah dari itu biasa aja tuh", "Cuma gitu doang padahal, alay banget deh". Padahal depresi adalah suatu masalah mental yang sama-sama butuh diobati seperti adanya permasalahan fisik.

Orang yang mengalami depresi dapat disembuhkan tetapi berbeda di setiap penderitanya. Seperti ada yang baru sembuh setelah 3 tahun, ada yang baru membaik setelah di terapi psikolog dan mengkonsumsi obat-obatan dan ada juga yang sembuh dengan sendirinya. Tugas kita sebagai teman, keluarga atau orang terdekat adalah menemani, menguatkan, dan men-support mereka.

Tampunglah keluh kesahnya, rangkullah ia, biarkan ia membagi perasaannya kepada kita, dan berikan ia kata-kata yang dapat menguatkan dirinya. Jangan sampai kita menjadi pengaruh tidak baik yang juga dapat memperburuk kondisi yang ia rasakan saat ini. Dan jangan sampai kita meremehkan permasalahan mental ini. Karena dapat berakibat buruk kedepannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline