Eksternalitas ekonomi merujuk pada dampak ekonomi yang timbul dari aktivitas produksi atau konsumsi yang tidak tercermin dalam biaya atau manfaat langsung bagi pelaku pasar yang terlibat dalam aktivitas tersebut. Dalam hal ini, biaya atau manfaat yang terkait dengan aktivitas tersebut tercermin dalam biaya atau manfaat pihak ketiga yang tidak terlibat dalam transaksi pasar.
Contohnya, polusi udara yang dihasilkan oleh pabrik dapat menjadi eksternalitas negatif karena tidak tercermin dalam biaya produksi pabrik dan merugikan kesehatan masyarakat sekitar. Sementara itu, penanaman pohon oleh seseorang dapat menjadi eksternalitas positif karena memberikan manfaat udara bersih bagi masyarakat di sekitarnya yang tidak terlibat dalam aktivitas tersebut.
Eksternalitas ekonomi dapat memiliki dampak signifikan pada kesejahteraan sosial dan lingkungan. Oleh karena itu, perlu adanya kebijakan dan regulasi yang mengatur aktivitas ekonomi untuk meminimalkan dampak negatif dan memaksimalkan dampak positif dari eksternalitas ekonomi.
Dampak eksternalitas terjadi ketika aktivitas produksi atau konsumsi suatu individu atau perusahaan mempengaruhi pihak lain yang tidak terlibat dalam aktivitas tersebut. Dampak ini dapat bersifat positif atau negatif, tergantung pada jenis eksternalitas yang terjadi. Berikut adalah beberapa contoh dampak eksternalitas:
Eksternalitas positif: Dampak positif terjadi ketika aktivitas produksi atau konsumsi suatu individu atau perusahaan memberikan manfaat bagi masyarakat atau lingkungan sekitarnya. Contohnya adalah ketika suatu perusahaan membangun sebuah taman di sekitar pabriknya, sehingga masyarakat sekitar dapat menikmati keindahan taman tersebut.
- Eksternalitas negatif: Dampak negatif terjadi ketika aktivitas produksi atau konsumsi suatu individu atau perusahaan memberikan kerugian bagi masyarakat atau lingkungan sekitarnya. Contohnya adalah ketika suatu pabrik menghasilkan polusi udara yang mencemari lingkungan sekitarnya dan membahayakan kesehatan masyarakat yang tinggal di dekat pabrik tersebut.
- Dampak eksternalitas dapat berdampak secara sosial, ekonomi, dan lingkungan. Dampak sosial dapat berupa pengaruh pada kesehatan masyarakat, ketertiban dan keamanan, serta kehidupan sosial. Dampak ekonomi dapat berupa efisiensi produksi, distribusi dan konsumsi barang dan jasa, serta harga pasar. Dampak lingkungan dapat berupa kerusakan lingkungan, perubahan iklim, dan kepunahan spesies.
Sragen adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Tengah yang memiliki sektor industri yang cukup berkembang. Beberapa sektor industri yang ada di Sragen antara lain:
- Industri tekstil dan garmen, seperti PT Busana Remaja Agracipta (BRA), PT Hanil Jaya Kusuma, dan PT Binasuksestari.
- Industri makanan dan minuman, seperti PT Sarihusada Generasi Mahardhika, PT Unilever Indonesia Tbk, dan PT Khong Guan Biscuit Indonesia.
- Industri kerajinan, seperti kerajinan anyaman bambu, batik, dan kerajinan tembaga.
- Industri elektronik, seperti PT Sharp Electronics Indonesia dan PT LG Electronics Indonesia.
Selain itu, sektor pertanian juga cukup berkembang di Sragen. Berbagai jenis tanaman seperti padi, jagung, kedelai, tebu, dan kelapa sawit menjadi komoditas unggulan di daerah ini.
Pemerintah Sragen terus berupaya untuk meningkatkan sektor industri dan pertanian di daerah ini. Salah satu program yang dilaksanakan adalah pemberian insentif dan fasilitas bagi investasi di Sragen, seperti pembangunan kawasan industri, pembangunan infrastruktur, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Salah satu contoh eksternalitas negative terjadi di Kabupaten Sragen, yaitu pencemaran sungai yang dilakukan oleh Pabrik Unilever di Sragen.
Pada tahun 2019, Pabrik Unilever di Sragen dilaporkan mencemari aliran sungai di sekitar pabrik dengan limbah cair yang mengandung bahan kimia berbahaya. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa limbah cair yang dibuang ke sungai tersebut mengandung kandungan ammonia yang melebihi batas baku mutu limbah cair.
Ammonia merupakan senyawa kimia berbahaya yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit, mata, dan saluran pernapasan. Jika terhirup dalam jangka waktu yang lama, ammonia dapat menyebabkan kerusakan pada organ tubuh seperti paru-paru dan hati.