Lihat ke Halaman Asli

Konstantinus Aman

Penulis, Petani dan Guru Kampung (PPG)

Masyarakat Kampung Lebih Antusias dengan Nasi Bungkus Ketimbang Seminar

Diperbarui: 8 Mei 2024   21:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Potret beberapa orang petani cabe sedang mengikuti seminar tentang Agribisnis (Dokumentasi Pribadi)

Dalam beberapa dekade terakhir perhatian penuh dari pemerintah ataupun dari lembaga-lembaga swadaya masyarakat sangat menggeliat di masyarakat. Misi utama yang mereka wartakan adalah membawa masyarakat kepada hal-hal baru atau yang inovatif demi mengangkat paradigma masyarakat dari yang tradisional ke yang modern atau yang lebih progresif sesuai dengan tuntutan dan perkembangan zaman.

Berbagai pelatihan, seminar dan diskusi dihadirkan dengan menghadirkan semua tokoh masyarakat. Mulai dari pemerintah desa, agama, pendidikan, gender (perempuan) dan warga biasa lainnya.

Sebut saja yang sedang berlangsung sampai dengan sekarang adalah, pelatihan tentang desa wisata, UMKM dalam bidang pertanian dalam hal ini khusus untuk petani cabe dan vanili.

Yang menjadi pelopor utama dari setiap kegiatan tersebut adalah pemerintah, sebut saja dari dinas pariwisata terkait dengan desa wisata, Dinas pertanian terkait dengan budidaya cabe atau lombok, dan Lembaga Swadaya Masyarakat dalam hal ini Yayasan Dharma Bhakti Astra -- Indonesia.

Sampai dengan saat ini beberapa kegiatan telah seara massif dilakukan bersama dengan masyarakat setempat. Tentu dengan komitmen yang tinggi, mereka mendambakan perubahan dan kemajuan secara perlahan-lahan membumi di tengah masyarakat.

Tentu apa yang menjadi tujuan utama dari misi tersebut tak semudah yang dibayangkan. Yang paling pertama yang harus dituntaskan terlebih dahulu adalah ketertarikan masyarakat untuk menyambut perubahan yang dimaksud kemudian partisipasi mereka dalam mendukung semua program yang digelontorkan. Dalam hal ini prinsip tawar menawar berlaku, namun porsinya hanya di awal-awal saja.

Sebagai pemantik perhatian, di setiap sela-sela kegiatan entah itu berupa seminar atau pelatihan pembuatan pupuk dan lain sebagainya selalu dilengkapi dengan fee 'uang duduk', nasi bungkus dan beberapa mamiri lainnya.

Hal ini pun sontak meluapkan animo masyarakat untuk mengikuti keseluruhan rangkaian kegiatan. Mereka tampak sabarMulai dari awal sampai selesai

Ruangan pun jadi sesak dipenuhi oleh lautan warga kampung yang ada. Mereka rela jeda sejenak dengan aktivitas masing-masing demi mengikuti seminar atau kegiatan lainnya. Mulai dari materi tentang mentalitas hingga materi tentang agribisnis diikuti secara alot oleh semua peserta.

Kira-kira beberapa bulan berselang, setelah sekian materi seminar atau istilah kerennya workshop berlalu, terlihat jumlah anggota yang hadir untuk mengikuti kegiatan serupa tampak mengerucut bahkan hanya bisa dihitung dengan jari.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline