Lihat ke Halaman Asli

Konstantinus Aman

Penulis, Petani dan Guru Kampung (PPG)

Sepotong Ranting dan Tungku Takdir Milik Bunda

Diperbarui: 22 Desember 2022   11:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Infofotografi.com

(1) 

Sebelum fajar membuka mata, telah terkumpul potongan kayu-kayu yang didapat dari rimba asing. 

Dan Bunda, tahu persis untuk memilah potongan-potongan pertama yang siap dijadikan tungku.

Lalu secara bergilir ia merayu dalam semoga, agar di tiap ujung bara perjuangannya, tak lekas dingin lalu menjelma abu. 

(2) 

Berkali-kali kujumpai kesetiaan bunda dalam memisahkan arang-arang yang terlanjur dingin dari tungku kehidupan.

 

Sebab katanya: bila musim tak lagi bersahabat, ia tak lagi menanti arang dari ranting yang berbeda.

 

Hingga sampai pada gilirannya, ia akan dikenang sebagai arang yang pernah menanak nasi serentak menenun kehidupan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline