Selama pekan ini semua guru dan tenaga kependidikan sekolah yang tersebar di pelosok kota Manggarai Barat sibuk mengurus akun pembelajaran agar tergabung dalam program Ayo Guru Belajar.
Untuk diketahui Ayo Guru Belajar merupakan gerakan kolaborasi pemerintah dengan komunitas dan organisasi yang bergerak dalam bidang pengembangan GTK untuk menyediakan beragam program belajar yang relevan dan dapat diikuti guru dan tenaga kependidikan secara daring.
Ayo Guru Belajar, hadir sebagai fasilitas belajar agar anak-anak Indonesia mendapatkan pendidikan terbaik dari guru terbaik. Tentu syaratnya adalah dengan log in melalui akun di website belajar.id.
Untuk itu, semua guru wajib memiliki akun belajar masing-masing. Tinggal gunakan ponsel android yang mendukung jaringan internet kemudian log in dan dalam hitungan menit sudah tergabung alias terkoneksi dengan semua elemen kependidikan seluruh Indonesia.
Tentu mudah sekali, bukan? Jika guru lalai atau dengan sengaja mengabaikannya maka Itulah kira-kira isi kampanye pusat (menteri pendidikan) mengenai integrasi pembelajaran via daring.
Saya menghakul yakin, betapa bahagianya guru atau tenaga kependidikan yang menyebar di daerah perkotaan dalam menjemput program ini.
Mereka barangkali sambil rebahan di kamar ataupun sambil buang air di toilet dalam sekejap sudah terkoneksi.
Dimaklumi saja, sebab jaringan internet sudah terakses dengan jaya dan lancar. Tidak salah jika mereka selalu menjadi podium pertama dalam mengakses setiap informasi seputar pendidikan di Indonesia masa kini.
Bagaimana dengan para guru atau tenaga kependidikan yang berjuang di daerah perkampungan? Tentu tak lain hanya sebagai pengekor saja, jika tidak mau dikatakan tertinggal jauh. Penyakit utamanya adalah keterasingan jaringan internet yang belum terjamah sampai ke kampung.