Lihat ke Halaman Asli

Konstan Aman

Penulis, Petani dan Guru Kampung (PPG)

Cerita Ketika Berwisata ke Air Terjun Cunca Namo

Diperbarui: 30 Juli 2021   21:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Potret Air Terjun Sunsa Namo (dokpri.)

Tepat hari minggu yang lalu, saya mendapat sebuah pesan WA dari seorang teman. Isinya adalah mengajak jalan-jalan alias ‘pesiar’ di hari Minggu. Saya pun awalnya agak enggan karena kondisi badan yang kurang fit.

Namun, ketika kawan saya itu merekomendasikan untuk pesiar ke salah satu tempat wisata air terjun yang letaknya tidak begitu jauh, yaitu di desa seberang. Maka, tanpa pikir panjang, saya langsung mengiyakannya.

Biar sekali-kali hirup udara segar dari alam yang hijau dan asri. Apalagi di tengah situasi pandemi virus korona yang kian meresahkan.

Jadi berwisata alam seperti air terjun bisa menjadi pilihan alternatif. Terutama jika berwisata pantai masih belum memungkinkan untuk dikunjungi.

Nama tempat wisata yang hendak kami kunjungi itu adalah air terjun Sunsa Namo (sunsa: bahasa setempat yang artinya tebing atau air terjun; sedangkan Namo merupakan nama dari air terjun itu).

Air terjun ini sejatinya sudah mulai dikenal oleh banyak orang khususnya di seputaran wilayah Manggarai Barat. Hal ini berlaku setelah diresmikan oleh Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLF) pada Juni yang lalu. Dengan begitu, Sunsa Namo sah sebagai salah satu spot wisata alam yang anggun di Manggarai Barat, Flores-NTT. 

Letaknya itu persis di bagian utara kabupaten Manggarai Barat. Jaraknya sekitar 70 KM dari ibukota Labuan Bajo. Keberadaannya tepat di Desa Loha, kecamatan Pacar-Manggarai Barat.

Ok. Lanjut cerita. Pada waktu itu, kami bergegas dengan dua sepeda motor dengan boncengan masing-masing. Jarak dari desa kami sekitar 10 Km, dengan kondisi jalan yang hampir sebagian besarnya masih luput dari pelukan aspal. Rata-rata berkerikil tajam dan bebatuan. Cukup menantang terutama bagi para tamu wisata yang datang dari luar Manggarai Barat.

Akan tetapi, bagi kami penikmat wisata lokal, keadaan demikian terbilang ‘asyik’ sebagai penyemangat petualang. Namanya petualangan, tidak asyik kalau tidak ada tantangan. Begitu kira-kira.

Setelah kira-kira satu jam perjalanan, akhirnya, kami pun tiba di pintu masuk menuju air terjun. kendaraan roda dua kami parkirkan di area yang sudah disediakan khusus.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline