Lihat ke Halaman Asli

Konstantinus Aman

Penulis, Petani dan Guru Kampung (PPG)

Dilema Kisah Hari Tua

Diperbarui: 28 Juni 2021   16:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar: Liputan6.com

Beberapa waktu yg lalu, sebuah peristiwa kedukaan melanda sebuah keluarga di kampung. Seorang kakek yang berumur 70-an meninggal dunia. Saat itu hari masih subuh.

Terdengar lautan isak tangis dari keluarga yang berduka  pecahkan keheningan subuh kala itu. 

Tak lama berselang, seluruh warga kampung juga mulai memadati rumah duka itu.
Turut meluapkan empati yang mendalam melalui deraian air mata bersama keluarga yang berduka. 

Sedangkan sebagian besar lainnya hiruk pikuk memasang tenda/kemah duka dan pembantaian hewan.
Biasanya oleh kaum adam sedangkan ibu-ibu biasanya sibuk mengurus bagian dapur.

Ada juga yang lain duduk ngobrol satu sama lain sambil hisap rokok tetapi dalam situasi duka. Yang paling nampak dalam obrolan itu biasanya perihal kematian dari kakek tua itu.

Ada yang menyela, sudah sebaiknya si kakek meninggal saja. Daripada bertahan hidup dengan keadaan yang memilukan. 

Terdengar dari keluarga bahwa satu penyakit yang menimpa almarhum selama hidup beberapa tahun terakhir adalah pikun. Ngomong terkadang tidak nyambung. Sering kencing di celana. Dan parahnya lagi sering kemana-mana tapi lupa kembali rumah. Pernah menghilang dari rumah selama dua hari dan ditemukan oleh warga dalam keadaan terkapar lemas di dekat hutan.

Kondisi demikianlah yang dipandang sangat menyusahkan pihak keluarga yang merawatnya setiap hari.
Maka, tak heran yang lain menyahut mendingan 'mati' daripada hidup menyusahkan orang lain. 

Realitas pembicaraan yang terakhir inilah yang menarik perhatian saya untuk membuat tulisan ini. Perihal kematian kakek tua di atas adalah mungkin satu contoh kecil  mengenai kisah hari tua hidup manusia. Saya dan pembaca sekalian tentu akan merasakan bagaimana kisah hari tua nanti. Kecuali bagi yang meninggal muda atau meninggal sebelum memasuki usia tua. 

Pandangan tentang hari tua tidak hanya sebagai hasil dari apa yang dipupuk sejak usia muda. Melainkan mesti mencakup juga sejarah sosial dan budaya yang meliputi setiap orang. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline