Lihat ke Halaman Asli

Konstantinus Aman

Penulis, Petani dan Guru Kampung (PPG)

Di Bawah Kaki Bukit Berbulu Hijau

Diperbarui: 9 September 2020   23:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri 

Di antara lintasan kaki bukit berbulu hijau, tempat angin berceloteh ria dan terik surya bersandar,
Tampak para petani sawah haru biru melukis jejak pada carikan petak yang ditenun indah.

Dengan segala firasat, mereka menggoreskan sketsa musim: bilamana langit mengumandangkan nyanyian hujan ke bumi, semua sungai menari ria,  dan mujair-mujair kembali berbulan madu penuh gempita,
pertanda bahwa musim menabur tiba.

Mereka menghidangkan benih yang anggun untuk dibiarkan bertunangan dengan tanah yang matang nan subur.
Tidur pun tak nyenyak selama hari yang indah pernikahan terjadi di bawah kaki bukit berbulu hijau.

Hingga menuai pun tiba, mereka sungguh menikmati buah dari perkawinan itu: untuk menyambung nyawa sampai bergilir di musim yang sama pada perkawinan yang dinanti. Antara benih yang cantik dan tanah
yang subur di bawah kaki bukit berbulu hijau itu.

Saat itu juga mereka akan menuai berkali-kali lipat benih dan buah dari sketsa nasib yang telah mereka taburi di bawah kaki bukit berbulu hijau itu.

Romang, 21 Agustus 2020




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline