Lihat ke Halaman Asli

Evi Amanda Yustika

Apa aja bisa

Pentingnya Teori dalam Ngawi Sastra

Diperbarui: 7 Juli 2021   19:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Yayasan Puri Kauhan Ubud

Workshop yang telah digelar oleh Yayasan Puri Kauhan Ubud berlangsung selama tiga hari. Workshop mengenai sastra Bali tersebut pada hari terakhir workshop dengan mengambil sastra Bali Klasik yang dengan tema "ngawi satua dan ngawi kekawin".

Pada workshop tema yang pertama yakni ngawi satua di moderator oleh Guna yang kemudian berlangsung dengan pematerinya yakni Dr. Dra. AA Sagung Mas Ruscitadewi yang merupakan seorang sastrawan terkenal di daerah Bali sendiri.

"Sebuah Padma yang indah serta menyenangkan untuk seseorang yang mendalami sastra Bali. Bercerita itu gampang, seperti yang kita ketahui bahwa masyarakat yang lebih merujuk pada bercerita. Sedangkan untuk menulis sastra Bali termasuk yang klasik mengalami kesusahan yang sebenarnya berpatok pada keberaniaan pada diri kita sendiri," ujar Bu Mas Ruscitadewi.

Kemudian untuk materi yang kedua yakni ngawi kekawin disampaikan oleh seorang yang bernama Putu Eka Guna Yasa, S.S, M.Hum yang dimoderatori oleh Bu Mas.

"Mengarang merupakan tindakan yang dilakukan oleh seorang arsitek bahasa, yang setiap bahasa pada katanya diposisikan sesuai dengan aturan-aturan yang telah disesuaikan. Terdapat tiga point penting yakni inofasi dan kreatifitas dalam menerima sastra kekawin, dasar yang digunakan dalam menyusun kekawin, dan penulisan sastra kekawin." Ujar guna.

-Amanda ystk-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline