Lihat ke Halaman Asli

Evi Amanda Yustika

Apa aja bisa

Menghidupkan Kembali Tradisi Menulis Sastra Bali Klasik (Kidung dan Geguritan)

Diperbarui: 7 Juli 2021   18:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Workshop sastra Bali klasik yang diselenggarakan oleh Yayasan Puri Kauhan Ubud pada hari sabtu (5/6/2021) menjadi workshop spesial karena telah dibuka oleh Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi. Selain Menteri Perhubungan, workshop juga dihadiri Staf Khusus Presiden Bidang Kebudayaan, Sukardi Rinakit dan Ketua Yayasan Puri Kauhan Ubud, AAGN Ari Dwipayana.

Budi Karya megutarakan apresiasinya atas pelaksanaan ajang kreasi sastra yang digelar Puri Kauhan Ubud yang disebutnya akan dapat mengisi ruang-ruang kosong kehidupan bangsa serta ruang kosong dalam diri setiap manusia.

Pembukaan workshop oleh Budi Karya Sumadi juga dengan membacakan sebuah puisi yang diterimanya ketika berjuang supaya sembuh dari covid-19. Puisi yang membuatnya terus berjuang untuk dapat sembuh dan bisa beraktivitas kembali.

Diharapnya bahwa karya-karya yang lahir nantinya dapat memberikan warna lain serta mampu membangun semangat dan optimisme bagi bangsa untuk bersama-sama bangkit dalam mengatasi pandemi. Selain itu, memberikan semangat dan energi positif terhadap masyarakat Bali yang mengalami tekanan berat di masa pandemi. Bali menjadi tempat untuk mendapatkan inspirasi sehingga tidak boleh menyerah dan putus asa.

Rangkaian workshop sastra saraswati sewana berlangsung selama tiga hari. Workshop hari pertama mengambil tema Sastra Bali modern, yang kemudian dilanjutkan workshop hari kedua yang bertujuan menghidupkan kembali tradisi menulis sastra Bali klasik yakni Kidung dan Geguritan.

Gunayasa merupakan moderator workshop hari kedua yang menghadirkan dua pembicara, Drs.I Dewa Gede Windhu Sancaya,M.Hum yang menyampaikan materi terkait "Ngawi Geguritan" dan I Wayan Suteja,M.Hum menyampaikan materi "ngawi Kidung".

Sekitar 200 peserta yang telah bergabung dalam workshop hari kedua. Diharapkan peserta mampu memahami pengetahuan mengenai berbagai hal penting yang perlu diperhatikan dalam pembuatan geguritan dan kidung.

Selain itu, melalui workshop kedua ini masyarakat termasuk yang tertarik dalam mengikuti perlombaan mendapatkan gambaran yang lebih jelas mengenai karya yang akan dihasilkan dan diikutsertakan dalam perlombaan penulisan Sastra Saraswati Sewana.

-Amanda ystk-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline