Ada yang bilang saya berubah, bukan teman yang dulu.
Iyakah ?
Mungkin.
Saya pernah mengatakan kalimat sama pada orang lain.
Ah, semacam deja vu. Atau karma ? dua-duanya sama-sama membuat saya kelimpungan, bingung.
Saya tidak ingin berubah, atau anda yang merasa. Saya sendiri tak mengerti.
Yang saya sadari adalah kenyataan, bahwa kita berbeda.
Bahwa kamu sudah punya hidupmu disana. Cukuplah saya sebagai kenangan masa lalu. Saya bahkan rela.
Karena apa, karena saya tidak mungkin membaur dengan dunia baru kamu. Dimana saya bahkan tak mengerti apa-apa.
Sanggupkah saya mengatakan ini pada anda?? tidak, yang terjadi adalah ke’diam’an yang saya ciptakan mengitari diri saya sendiri.
Diam yang memutus jembatan saya dan kamu.
Saya tau saya salah, saya sadar ini kekanakan. Tapi saya tidak mengerti bagaimana cara dewasa untuk meluruskannya.
Fakta itu, yang menghujam saya. : Dunia kita berbeda, tidak akan pernah sama.
Saya tidak akan pernah bisa mengikuti ritme hikdup kamu, pun dengan kamu.
Ah, pusing kan? Kegalauan mutlak yang menyerang semacam tombak. Membunuh perlahan, tersendat-sendat dan menyakitkan.
Saya tidak ingin kamu terluka karena keputusan saya. Keputusan untuk menjauh yang saya sahkan secara sepihak.
Saya hanya ingin membiarkan kamu bebas dalam duniamu. Saat kamu membutuhkan saya nantinya, saya bahkan bersedia untuk meluangkan berapapun waktu yang kamu mau, seperti biasa. :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H