Lihat ke Halaman Asli

Amanda Trianita

Mahasiswa Pendidikan Agama Islam

Cemas! Budaya Berorganisasi di Kampus Tergerus Zaman, Apa Solusinya?

Diperbarui: 22 Juni 2024   12:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Dokumentasi Pribadi

Masuk organisasi itu ga penting, cuman buang-buang waktu dan harus jadi babu.

Tak jarang kalimat itu diucapkan oleh kalangan mahasiswa saat ini. Sebagian besar dari mahasiswa sepakat bahwa pengalaman kerja jauh lebih dibutuhkan dibanding pengalaman organisasi. Mahasiswa sekarang lebih tertarik mengembangkan dirinya melalui magang, MBKM, atau kegiatan lainnya yang dianggap relevan untuk kebutuhan mahasiswa pasca lulus. Terlebih lagi, pamor media sosial saat ini terus melambung tinggi, tidak sedikit konten-konten yang mengatakan bahwa magang lebih worth it dibanding ikut organisasi. Saat ini kita sudah mendekati kiamatnya organisasi. Karena semakin kesini minat untuk berorganisasi semakin berkurang sangat jauh.

Jangan terlalu fokus bertanya "Mahasiswanya kenapa?" tapi kita harus berfokus pada pertanyaan, "Ada apa dengan organisasinya? Masih relevan kah?"

Organisasi kampus merupakan salah satu wadah bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri dan berkontribusi pada masyarakat. Namun seiring perkembangan zaman, organisasi kampus tampaknya sudah tak lagi relevan. Mengapa hal ini bisa terjadi?

  • Perkembangan Teknologi 

Adanya perkembangan yang begitu pesat dalam bidang teknologi dan informasi telah menyebabkan munculnya berbagai platform digital yang lebih efisien dan mudah diakses. Mahasiswa dapat menemukan minat mereka dan berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama tanpa harus terikat dengan organisasi tertentu.

  • Kurangnya Inovasi

Masih banyak ditemukan organisasi kampus yang tidak memiliki inovasi baru dan tak mampu mengikuti perkembangan zaman. Selalu terpaku pada alumni menjadi salah satu penyebab menurunnya kualitas organisasi kampus. Pengurus kerapkali menggantungkan urusan organisasi mereka kepada alumni, padahal sebetulnya mereka memiliki hak yang lebih besar terhadap regulasi dalam organisasi tersebut.

  • Kurangnya Apresiasi dan Senioritas yang Tinggi

Sudah capek-capek bekerja, tapi tak pernah dapat apresiasi. Itu adalah salah satu alasan mengapa mahasiswa malas untuk bergabung menjadi bagian di dalamnya. Belum lagi permasalahan senioritas yang tidak pernah ada ujungnya. Rasanya memilih untuk keluar dan menghindari lingkungan toxic seperti itu adalah pilihan yang tepat bagi sebagian mahasiswa.

Lantas, bagaimana solusinya?

  • Analisis Kebutuhan Mahasiswa

Organisasi kampus perlu melakukan penyesuaian agar mereka bisa tetap eksis dan menjadi daya tarik tersendiri bagi mahasiswa. Mereka perlu menyusun berbagai kegiatan yang sekiranya relevan dan dibutuhkan oleh calon-calon fungsionaris. Ketika penyusunan kegiatan sudah selesai, maka para fungsionaris bisa diarahkan untuk mengembangkan diri mereka sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

  • Melakukan Pembenahan Internal

Ketika bergabung dalam suatu organisasi mahasiswa kerapkali dihadapkan pada persoalan-persoalan seperti, rapat yang tidak efektif, anggota yang ghosting, sulit cari sponsor, tidak memiliki visi misi yang jelas, dan masalah lainnya. Dalam mengatasi permasalahan tersebut, para organisator terutama pemangku kepentingan harus dengan bijak menyusun rencana dan instrumen yang dibutuhkan agar kestabilan dinamika internal organisasi dapat berjalan dengan baik.

  • Memberikan Apresiasi

Apresiasi merupakan salah satu hal yang penting untuk diberikan pada fungsionaris-fungsionaris yang telah maksimal dalam berkontribusi di organisasi. Bentuknya bisa berbagai macam, dari yang sederhana seperti makan-makan, nonton bareng hingga pemberian plakat atau hadiah.   

Terlepas dari segala kekurangan organisasi kampus, keberadaannya tetap memberikan banyak pengalaman bagi mahasiswa. Dengan berorganisasi, mahasiswa akan tau banyak hal yang berkaitan dengan dunia kerja seperti, negosiasi, skill interpersonal, manajemen waktu, manajemen diri, manajemen tim, dan masih banyak lagi. Selagi mahasiswa punya mindset yang baik dan organisasi itu menguntungkan dirinya, kenapa tidak?

Jangan lupa tunjukkan ke publik hasil kerja kalian dalam organisasi. Agar publik bisa melihat dengan jelas bahwa organisasi kampus masih dan akan terus relevan sebagai wadah pengembangan mahasiswa.

Organisasi bukanlah sebuah hambatan bagi seseorang untuk bisa mengembangkan minatnya pada bidang lain. Dengan ikut organisasi, mahasiswa masih tetap bisa ikut magang, dan berprestasi. Semua hal bisa kita kerjakan, tergantung bagaimana kita berpikir, "Apakah diri kita mampu atau tidak?"

Written by: Amanda Trianita

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline