Lihat ke Halaman Asli

Makna Hari Raya Galungan dan Kuningan

Diperbarui: 18 Juni 2022   20:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Om Swastyastu semeton,

Rahajeng Nyanggra Rahina Galungan lan Kuningan

Sebagai umat Hindu di Bali setiap 6 bulan sekali atau 210 hari berdasarkan pawukon Buda Kliwon Dungulan merayakan hari raya suci Galungan dan Kuningan. Perhitungan perayaan Galungan dan Kuningan berdasarkan perhitungan kalender Bali, dalam setahun dirayakan sebanyak dua kali. Galungan diperingati setiap 210 hari sekali, kemudian berselang 10 hari dari Galungan diperingati Hari Raya Kuningan. Biasanya hari raya Galungan jatuh pada hari Rabu dan Kuningan jatuh pada hari Sabtu.

Hari Raya Galungan merupakan hari kemenangan Dharma melawan Adharma (sifat Mala atau kotor yang ada pada setiap diri manusia). Umat Hindu biasanya memasang Penjor sehari sebelum Galungan atau tepatnya pada hari Penampahan Galungan. Pemasangan penjor adalah wujud rasa bakti dan rasa terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa atas segala kemakmuran dan kesejahteraan yang telah diberikan.

Setelah hari Raya Galungan, umat Hindu merayakan Hari Raya Kuningan pada hari Saniscara Kliwon Kuningan. Saat Kuningan, manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan harus bisa berintropeksi dan berjanji untuk menjadikan diri lebih baik dan juga bisa mengalahkan sifat Adharma yang ada pada diri.

Meskipun berada dalam rangkaian yang sama, perayaan Galungan dan Kuningan punya sejumlah perbedaan. Galungan adalah hari para dewa dan leluhur turun ke bumi untuk menemui keturunannya. Sedangkan pada saat Kuningan merupakaan saat para dewa dan leluhur kembali ke surga setelah bertemu keturunannya.

Selain makna dan tujuan, tata cara pelaksanaan perayaan Galungan dan Kuningan juga berbeda. Hari Suci Galungan, persembahyangan bisa dilakukan pada pagi hingga sore hari di pura atau merajan (tempat suci). Sedangkan saat Kuningan, persembahyangan hanya bisa dilakukan saat pagi hari hingga siang pukul 12.00 waktu setempat, karena setelah pukul 12.00 siang, para dewa dan leluhur sudah kembali ke surga setelah bertemu dengan keturunannya di bumi.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline