Hampir setiap bangunan pasti ada yang menerapkan proses pengamplasan. Tujuannya untuk memperhalus serta meratakan bangunan. Pengamplasan biasanya banyak digunakan di berbagai macam proyek, baik pengerjaan kayu maupun drywall.
Untuk mengaplikasikan amplas bisa dilakukan dengan tangan kosong (manual) ataupun dengan peralatan listrik. Penggunaan tangan hanya berlaku jika proyeknya kecil dan ringan saja, sementara untuk penggunaan alat bantu listrik disarankan proyek tersebut besar, karena dapat mengikis material dengan efektif. Ada salah satu teknik pengamplasan yakni grit amplas yang bakal dibahas sesaat lagi dibawah ini!
Baca Juga: Cara Efektif Membersihkan Tralis Besi dan Mencegah Karat
Mengenal Grit Amplas
Amplas merupakan teknik untuk menghaluskan permukaan bahan bangunan seperti kayu, besi ataupun jenis bahan material yang lainnya. Biasanya dilakukan sebelum melakukan finishing dan pelapisan cat.
Satu hal yang wajib diperhatikan mengenai jumlah grit, karena mempengaruhi hasil amplasannya. Kalau grit yang tinggi tandanya bahan abrasifnya rendah, hasil akhirnya bakal jauh lebih halus. Sementara itu, jika angka gritnya rendah artinya tingkat keabrasifan amplasnya tinggi, sehingga hasil amplasannya bisa lebih baik dan cepat. Pastikan juga grit amplas sudah sesuai dengan prosedur dan standar ukuran dari Coated Abrasives Manufacturing Institute (CAMI) dan Federation of European Producers of Abrasive (FEPA).
5 Jenis Grit Amplas
Selanjutnya Anda mengenal berbagai macam jenis grit amplas, yang kerap digunakan pada beberapa bangunan ini:
1. Coarse Grit
Memiliki kemampuan untuk mengikis bahan material dengan cepat. Gritnya dari CAMI 40, 50, atau 60. Ukuran grit dari FEPA P40 dan P50, diameternya 336 dan 425 mikrometer. Grit digunakan untuk mengamplas lapisan kotoran atau lapisan akhir dengan lebih efektif.