Lihat ke Halaman Asli

Amanda Nuzula

Mahasiswa

Penelitian Kualitas Air Sungai Lorokan dengan Menggunakan Metode Biotilik

Diperbarui: 1 Agustus 2024   13:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


sumber gambar pribadi: penyusuran sungai dengan metode kicking dan jabbing

sumber gambar pribadi: pemilahan biota yang tercampur dengan substrat

sumber gambar pribadi: foto bersama

(13/01/2024) Penelitian yang dilakukan oleh Mahasiswa UMSIDA merupakan salah satu pendidikan lanjut, syarat dalam UKM HIMMPAS untuk kenaikan jenjang menjadi anggota biasa. Penelitian mengamati biota di Sungai Lorokan, Pacet, Mojokerto, menggunakan metode biotilik untuk menentukan kualitas air. Biota, termasuk hewan dan tumbuhan yang mendiami suatu area geografis tertentu, menjadi indikator kesehatan ekosistem sungai. Metode biotilik menggabungkan kata "Bio" (biota) dan "Tilik" (mengamati), yang berarti pemantauan lingkungan dengan menggunakan indikator biota, khususnya makroinvertebrata bentos seperti serangga air, kepiting, udang, siput, dan cacing.


Penelitian ini dilakukan saat musim kemarau untuk memastikan debit air sungai yang stabil. Fokus utama adalah mengamati hewan non-mikroskopik di area hulu sungai Lorokan dengan menggunakan teknik "kicking" dan "jabbing". Teknik ini melibatkan menendang dasar sungai dan menggunakan jaring untuk menangkap sampel. setelah sample berhasil didapat fokus selanjutnya adalah pemisahan substrat seperti batu, kerikil, daun dan sebaginya dan memisahlan biota sungai kedalam wadah masing-masing agar dapat di identifikasi. Dalam pelaksanaan penelitian tersebut banyak dijumpai biota dalam sungai maupun sekitar sungai

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sungai Lorokan relatif bersih dengan sedikit pencemaran. Dari 10 stasiun pengamatan sepanjang 100 meter aliran sungai, ditemukan 197 individu biotilik. Indeks biotilik menunjukkan nilai 2,81, yang mengindikasikan kondisi sungai masih bersih dengan sedikit pencemaran ringan. Namun, beberapa area menunjukkan tanda-tanda kontaminasi akibat aktivitas manusia yang memanfaatkan sumber air sungai. Penelitian ini penting untuk memastikan ketersediaan air bersih bagi generasi mendatang dan menambah pengetahuan dalam bidang konservasi. Informasi tentang jenis-jenis biotilik yang hidup di aliran hulu sungai Granjangan juga memberikan wawasan baru dalam ilmu pengetahuan dan bagi masyarakat umum terkait pentingnya menjaga ekosistem sungai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline