Assalamu'alaikum, Readers
Masih ingat dengan Kalya Mahiya ga? Gadis yang tahun lalu merilis buku perdananya dan memulai kiprahnya di dunia sastra yang kemudian membawa langkah gadis manis ini terus menapak, menyongsong masa depannya.
Kali ini, Readers.
Kalya membagi kabar yang membanggakan. Bersama tim misi budaya dari SMP-SMA Al Izhar Pondok Labu, Jakarta Selatan ini sukses menangkan Grand Champion di Georgia. Dengan bekal latihan selama 6 bulan, 50 kali pertemuan dan 150 jam latihan, akhirnya rombongan misi budaya yang ini terdiri dari 33 penari dan dua pemusik, tak hanya berhasil mempromosikan kebudayaan Indonesia di kancah internasional tapi juga meraih gelar Grand Champion dalam ajang International Festival Contest 2024 di Batumi, Georgia, belum lama ini.
Para penari dan pemusik ini diberi pelatihan intensif untuk mempelajari tarian tradisional Indonesia, seperti Tari Muda Mudi Papua, Ratoh Jaroe, Cerite Kite dari Betawi, dan Tari Piring. Pelatihan ini membuahkan hasil maksimal, yang terlihat dalam penampilan mereka yang istimewa di International Festival Contest 2024, Batumi, Georgia.
Festival ini diikuti oleh 30 grup peserta dari 17 negara di Eropa dan Asia. Penampilan anak-anak SMP - SMA Al Izhar Pondok Labu sangat menarik perhatian warga Batumi, dan mereka mendapat dukungan meriah dari penonton. Festival ini dihadiri oleh sekitar 6.000 penonton yang sangat antusias menyaksikan pertunjukan.
Misi budaya dari SMP - SMA Al Izhar Pondok Labu, Jakarta ini bekerjasama dengan sanggar Gema Citra Nusantara dan yayasan Kiny Cultura Indonesia, sebuah yayasan yang peduli dengan pengembangan kebudayaan dan pendidikan di Indonesia.
Saya beruntung berhasil bertemu dengan para rombongan misi budaya, saat mereka kembali ke tanah air, pada Minggu, 7 Juli 2024. Dalam perbincangan dengan Kalya Mahiya Pravina, siswi kelas X SMA Al Izhar Pondok Labu, mengaku, dari semua tarian yang dipelajari, tingkat kesulitan tertinggi, ada di tarian Cerite Kite. Mengapa? "Karena tidak mudah membangun kekompakan dalam tarian, harus dilakukan latihan terus menerus. Latihan tanpa henti, sehingga kesatuan hati dan kekompakan gerakan tercipta, seiring dan seirama," jelas Kalya.
Kalya yang juga merupakan Duta Kiny Cultura Indonesia menjelaskan telah mengikuti kompetisi sejenis sebanyak enam kali. Namun, baru dua kali diikuti secara langsung (offline), yakni Llangollen International Musical Eisteddfod, Wales, United Kingdom tahun 2019 dan International Contest Festival Batumi di Georgia tahun 2024 ini.
Saat tampil, Kalya mengaku cukup tegang, karena tarian yang dibawakan adalah tari medley dan tari Cerite Kite merupakan tarian terakhir dari rangkaian medley tersebut, setelah Tari Piring, dan Tari Muda Mudi sehingga memberikan penampilan terbaik saat closing medley menjadi ekspektasi dari juri maupun tim kami sendiri. "Setelah diumumkan sebagai pemenang Grand Champion, semua proses yang panjang, terbayarkan," tukas Kalya tersenyum.