Lihat ke Halaman Asli

Penggunaan Alat Tangkap Ikan Berbahaya Mengancam Kelestarian Ekosistem Laut

Diperbarui: 29 April 2024   23:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://www.kkp.go.id/news/news-detail/kkp-amankan-pelaku-pengeboman-ikan-di-banggai-laut-sulteng65c1a731709c3.html

Judul: Penggunaan Alat Tangkap Ikan Berbahaya Mengancam Kelestarian Ekosistem Laut


Dalam beberapa tahun terakhir, praktik penangkapan ikan dengan menggunakan alat-alat yang tidak ramah lingkungan semakin marak dilakukan oleh sebagian nelayan. Salah satu alat tangkap ikan yang dianggap berbahaya adalah bom ikan atau bahan peledak lainnya. Penggunaan bom ikan dapat merusak terumbu karang dan membunuh tidak hanya ikan target, tetapi juga biota laut lainnya dalam radius yang luas.


Alasan bom ikan berbahaya bagi lingkungan perairan:

Merusak terumbu karang yang merupakan habitat penting bagi berbagai spesies laut. Membunuh biota laut non-target seperti ikan kecil, udang, dan organisme lainnya. Mengancam keseimbangan ekosistem laut dengan mematikan ikan secara masif. Mengakibatkan kepunahan spesies ikan tertentu jika terus dilakukan.

Selain bom ikan, penggunaan potassium sianida juga merupakan praktik berbahaya yang dapat membunuh terumbu karang dan mempengaruhi kelangsungan hidup ikan.


Meski efektif dalam menangkap ikan hidup untuk perdagangan ikan hias, potassium sianida dapat menyebabkan kerusakan permanen pada ekosistem terumbu karang dan membunuh biota laut lainnya.
Jenis ikan yang dapat ditangkap dengan alat tangkap berbahaya ini sangat beragam, mulai dari ikan karang, ikan hias, hingga ikan ekonomis penting seperti tuna dan kakap. Namun, dampak buruknya terhadap lingkungan laut jauh lebih besar daripada manfaatnya.


Sumber referensi:

1. World Wildlife Fund (WWF): https://www.wwf.or.id/program/spesies/konservasi_laut/ancaman/


2. Greenpeace: https://www.greenpeace.org/indonesia/publikasi/2060/penangkapan-ikan-yang-merusak-lingkungan/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline