Lihat ke Halaman Asli

AMANDA JOLEONY CHOIRUNNISA

fakultas perikanan dan ilmu kelautan, UNSOED

Analisis Konflik Pengelolaan Sumber Daya Perikanan di Kalimantan, Indonesia

Diperbarui: 14 April 2024   22:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

fotolokasi.com

ANALISIS KONFLIK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN DI KALIMANTAN, INDONESIA


Kalimantan, pulau yang kaya akan keanekaragaman sumber daya perikanan,menghadapi serangkaian konflik yang rumit dalam pengelolaannya. Konflik inimelibatkan berbagai pihak yang memiliki kepentingan berbeda, mulai dari nelayan
tradisional hingga industri besar, serta berbagai institusi pemerintah dan komunitas
lokal.


Salah satu permasalahan utama adalah konflik akibat zonasi. Ketika kelompoknelayan beroperasi di area yang telah ditentukan sebagai zona konservasi atau industri,mereka sering kali mengalami konflik dengan kelompok lain yang memiliki hak aksesatau kegiatan di area tersebut. 

Konflik semacam ini seringkali berkembang menjadipertikaian verbal atau bahkan fisik, mengancam stabilitas operasi penangkapan ikan dankeberlangsungan sumber daya perikanan.
Konflik juga sering terjadi karena aktivitas. Masalah akses dan hak-hak penangkapan menjadi pemicu utama, terutama ketika wilayah pemanfaatan perikanan terbatas. 

Nelayan tradisional yang telah lama menggantungkan hidupnya pada sumber daya perikanan seringkali merasa terdesak oleh industri besar yang memiliki akses lebih luas dan sumber daya yang lebih besar. Hal ini menciptakan ketidaksetaraan dalam akses dan distribusi sumber daya, yang menjadi sumber ketegangan antar kelompok.

Selanjutnya, konflik muncul akibat rusaknya fungsi ekologi. Pemanfaatan sumber daya perikanan yang tidak terkendali dan tidak memperhatikan ekologi pesisirmengakibatkan degradasi lingkungan. 

Hal ini menciptakan ancaman terhadap keberlanjutan sumber daya perikanan dan ekosistem pesisir, yang pada akhirnya mempengaruhi kelangsungan hidup nelayan dan komunitas yang bergantung pada sumber daya ini. 

Pemetaan konflik menunjukkan adanya beberapa faktor utama yang memperdalam ketegangan. Wilayah pemanfaatan yang terbatas, degradasi ekonomi, sosial, dan ekologi, serta meningkatnya kebutuhan terhadap sumber daya menjadi faktor utama penyebab konflik. Selain itu, peraturan yang tidak selalu sinkron dan koordinasi
antar instansi yang kurang efektif juga turut memperburuk situasi.

 
Peta pemanfaatan kawasan menunjukkan beragam aktivitas dan pelaku yang terlibat. Di Kota Baru, Kalimantan Selatan, terdapat pelabuhan internasional fishery port (PPI), kawasan industri perikanan, hingga kawasan konservasi dan wisata.
Sementara di Balikpapan, Kalimantan Timur, manggar baru menjadi pusat industri perikanan dan minyak, dengan pelabuhan internasional dan kawasan perumahan. Di Tarakan, Kalimantan Utara, pelabuhan perikanan, industri perikanan, dan kawasan konservasi menjadi fokus utama.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline