Lihat ke Halaman Asli

Amanda Nasution

Freelancer bloger

Review Film "Scary Stories to Tell in The Dark"

Diperbarui: 7 Agustus 2019   13:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok CBS Film 

The Scary Stories To Tell In The Dark, Film bergenre horor yang di sutradarai oleh Andr vredal.  Film ini tidak sekedar mengangkat legenda di tanah-tanah pertanian, tapi juga berseting lampau. Konsep dan seting Amerika 1960an dijaga konsisten oleh sutradara berkebangsaan Norwegia ini. Konsep lampau ini terlihat dari mulai properti yang digunakan oleh para pemain, dekorasi setting hingga warna vitage yang semakin memberi kesan lampau.

Ritme filmnya sendiri diatur up and down. Stressing scary ditampilkan bergantian dengan adegan-adegan drama yang mengantarkan cerita. Sementara ceritanya sendiri seakan memperlengkap kesan film-film yang diproduksi di tahun-tahun 1960-1970, simple, gamblang dan tidak terlalu banyak intrik. Bahkan wujud dari sosok-sosok  yang ditakutin ini pun tidak diberi tabir yang bisa membuat penonton penasaran dengan wujudnya. 

Bahkan beberapa mahluk gaib di ceritakan dalam buku yang merupakan alat komunikasi Sarah, yang menjadi tokoh sentral dan telah meninggal 100 tahun yang lalu, dengan Stella dan teman-temannya yang menemukan buku tersebut. Bahkan dalam salah satu framenya, Andr vredal memberikan ruang kosong yang hanya melakukan sedikit bahasa tubuh, tanpa dialog, tanpa back sound dalam sekitar 1,5 menit. 

dok CBS Film 

Rytme film yang diatur sedemikian, hingga tidak memberikan rasa mencekam yang berlebihan bagi penonton. Namun satu scene yang dibiarkan kosong oleh sutradara, dengan gerak yang sangat minim, tanpa dialog dan musik justru menjadi part yang paling mencekam namun bikin gemes penonton. Padahal ujung dari scene pun sangat sederhana.

Scary Stories To Tell In The Dark menceritakan kehidupan sekelompok remaja di daerah pertanian di Amerika dengan seting di tahun 1960an. Remaja-remaja yang bersekolah di sekolah yang sama dengan fenomena bullying. Yang lebih senior berlaku kasar terhadap yang lebih muda. 

Kenakalan remaja yang menjadikan Tommy Milner sebagai leader gank, yang kemudian menjadi korban pertama dari Sarah melalui orang-orangan yang biasa di letakkan ditengah ladang untuk menakut-nakutin burung. Orang-orangan ini sering menjadi objek pukulan dan tendangan Tommy.  dan berikut beberapa anak pun menjadi korban Sarah yang sebenarnya mengabarkan objek pembunuhannya melalui buku tua yang diambil Stella dari sebuah rumaha  tua saat perayaan Halloween.

dok CBS Film 

Mungkin keinginan sutradara untuk menampilkan segala sesuatunya yang berbau lampau, sehingga ending cerita keseluruhan dan ending scenenya pun mudah sekali ditebak.

Artinya penonton cukup menonton dengan mempersiapkan sedikit ardenalin tanpa harus deg-degan berlebihan, apa lagi memperkirakan apa yang akan terjadi, atau akan ending seperti apa. Karena memang, setengah film berjalan, cerita sudah tertebak. Dan sepertinya orang-orang yang hilang pun dianggap hilang begitu saja bersama dengan sumber masalah, Sarah, yang kemudian musnah setelah keinginannya dipenuhi oleh Stella.

Film ini benar-benar sangat bisa dinikmati dengan sedikit adegan yang membuat teriak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline