Lihat ke Halaman Asli

Amanda Nasution

Freelancer bloger

Sampah Mengantarkan Banjarmasin dan Surabaya Meraih Adipura 2017-2018

Diperbarui: 16 Januari 2019   07:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

doc. klhk

Mendengar kata ADIPURA mengingatkan aku sekedar penghargaan pemerintah pusat terhadap upaya pemerintah daerah dalam memelihara ke bersihan daerahnya masing-masing. Tidak lebih dari sekedar penghargaan yang prosesnya membuat pemerintah daerah sibuk bersih-bersih saat tim penilaian Adipura datang meninjau daerah-daerah, dan setiap daerah berharap piala kemenangan berpihak ke daerah mereka. Tapi, ternyata bukan itu maksudnya di selenggaakannya Adipura. Yok coba kita liat.

Program yang dilaksanakan setiap tahun ini dimulai sejak tahun 1986, awalnya difokuskan untuk mendorong kota-kota di Indonesia menjadi bersih dan nyaman, dan pemerintah mengapresianya dengan memberikan penghargaan yang di berikan oleh Wakil Presiden kepada Kepala Daerah. Namun kemudian tujuan Adipura pun mengalami perubahan, sesuai dengan kepentingan dan perkembangan yang terjadi.

doc. klhk

Saat ini program Adipura di tujukan untuk mendorong kepemimpinan pemerintah kabupaten/kota dan membangun partisipasi aktif masyarakat dan dunia usaha, dalam mewujudkan keselarasan fungsi pertumbuhan ekonomi, sosial dan ekologis dalam pembangunan dengan menerapkan prinsip tata kepemerintahan yang baik.

Pada Penganugerahan Adipura 2019 yang dilaksanakan Senin, 14 Januari 2019, yang dilakukan di Auditorium Dr. Soedjarwo, Gedung Manggala Wahana Bakti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyerahkan 146 penghargaan yang terdiri dari 1 Adipura Kencana,  119 Adipura, 10 Sertifikat Adipura dan 5 Plakat Adipura, serta 11 Penghargaan Kinerja Pengurangan Sampah. Selain itu, diberikan juga penghargaan Nirwasita Tantra.

Sementara penilaian Adipura sendiri dilakukan dalam rentang waktu satu tahun, yaitu 2017-2018 dengan kriteria penilaian berdasarkan UU nomor 18 tahun 2008, tentang Pengelolaan Sampah, dengan target  nasional pengelolaan sampah sebesar 30% dan penanganan sampah 70% pada 2025.

doc.pribadi

Salah satu peraih Adipura adalah Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Dan Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina, hadir untuk menerima Adipura. "Alhamdulilah, ini ke empat kalinya Banjarmasin menerima Adipura. Walaupun sempat dapat nominasi untuk meraih Adipura Kencana, kita cukup puaslah dengan Adipura saja. 

Tahun ini yang dapat Adipura Kencana Surabaya. Tahun ini kita dapat dua, Adipura dan Pengurangan Sampah terutama sejak penerepan PerWali 18 tahun 2016 tentang larangan penggunaan plastik di retail, toko-toko dan super market dari 2016 sampai 2018. Tahun ini Kami akan masuk ke pasar-pasar tradisional. 

Saat ini kalau kita berbelanja di mini market tidak akan diberikan kantong plastik, tapi ada pengganti yaitu sesuai dengan kearifan lokal, bakul purun (tas anyaman)," ungkap Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina.

Upaya pengurangan penggunaan plastik ini otomatis telah mengurangi sampah plastik. Dari 600 ton sampah per hari yang masuk ke TPA 15%nya adalah plastik, dengan penerapan Perwali tadi sampah plastik sudah berkurang menjadi hanya 3% dari 600 ton per hari. 

Selain itu upaya lain yang dilakukan pemerintah Banjarmasin untuk mengurangi sampah plastik adalah dengan menerapkannya gerakan 1000 tumbler. Upaya ini membuat Banjarmasin menjadi kota pertama yang melarang penggunaan plastik.  

doc. klhk

Di kesempatan berbeda, Walikota Surabaya, Tri Rismaharini mengungkapkan bahwa kota yang dipimpinnya berhasil mengurangi penggunaan listrik terutama untuk fasilitas umum. Walaupun ruas jalan di Surabaya bertambah, tapi tidak dengan penggunaan listriknya. 
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline