Film Preman Pensiun, sebuah film drama kehidupan kita sehari-hari. Melihat sisi lain dari seorang preman yang terlihat sangar. Dengan setting film di ambil di tanah Sunda, film yang diadabtasi dari sinetron dengan judul yang sama ini siap meramaikan bioskop di Indonesia tanggal 17 Januari mendatang.
Seperti di sinetronnya, film ini berkutat di sisi lain dari kehidupan para preman yang tadinya di pimpin oleh Kang Bahar yang di mainkan oleh Didi Petet, yang kemudian pimpinan di gantikan oleh Musliat (Epy Kusnandar) setelah Didi Petet meninggal.
Meninggalnya Didi Petet pun di jadikan bagian cerita dari sinetron, dan dilanjutkan di film yang dibuka dengan satu adegan flash back, berupa bubarnya kelompok preman ini dan satu adegan baru yang menggambarkan aksi kejar-kejaran dan perkelahian.
Sayangnya, aksi kejar-kejaran ini berasa tanggung, kurang maksimal. Dan adegan ini menjadi sumber cerita, kenapa film ini di buat. Akan lebih bagus jadinya jika adegan fight pembuka film dibuat maksimal, lengkap dengan parkur, salto dan lain-lainnya, selayaknya film aksi. Walau cuma adegan kecil pembukaan cerita film.
Film Preman Pensiun ini lucu dan segar plus menjadi pengobat rindu bagi pecinta versi sinetronnya. Sebagai masukan, karena keliatannya bakal ada kelanjutannya, mukin frame cerita lebih diluaskan. Jadi ga berasa itu sinetron rasa film ya. Dan tokoh-tokoh baru tidak ada salahnya dimuculkan untuk menghidupkan suasana dan memberi lebih dari sinetronnya.
Film yang sarat pesan moral tentang tanggungjawab sebagai pemimpin ini menjadikan tokoh intinya adalah Muslihat, dan pencuri perhatian pasangan Pipit dan Murad yang kompak dan lucu.
Memimpin tidak sekedar memberi perintah dan mengarahkan, tapi juga menanggung semua masalah yang dipimpin. Memikirkan semua yang di pimpin, Ketika yang di pimpin gagal atau salah, yang memimpin ikut merasakan dampaknya.
Jadi, udah pada nonton Preman Pensiun?
CREW
Sutradara : Aris Nugraha
Skenario/Cerita : Aris Nugraha