Lihat ke Halaman Asli

Rr Amanda Aprillia Puspitasari

Mahasiswi Universitas Airlangga

Urgensi Pemulihan Ekonomi UMKM Pasca Pandemi Covid 19

Diperbarui: 24 Juni 2022   13:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Pandemi Covid-19 sejak awal 2020 paling berdampak pada sektor perekonomian, terlebih UMKM. UMKM atau Usaha Mikro, Kecil dan Menengah yang merupakan pilar terpenting perkekonomian Indonesia ini, mengalami kemunduran yang signifikan. Pasalnya kehadiran UMKM ini sangat berpengaruh dengan laju pertumbuhan perekonomian di Indonesia.

Peran UMKM

Menurut data PDB peran sektor umkm mencapai 61,97% dari total PDB nasional secara keseluruhan atau yang artinya mencapai sekitar 8.500 triliun pada tahun 2020. Angka yang tidak sedikit bukan? selain itu, UMKM juga mampu menyerap jumlah tenaga kerja mencapai 97% dari total tenaga kerja di Indonesia. Umkm juga dapat dikatakan sebagai penyedia lapangan pekerjaan terbesar, dan UMKM juga mendominasi kredit mencapai 1 triliun.

 Melihat data yang ada UMKM ini sudah tergolong sebagai prioritas dalam perekonomian indonesia. Belum lagi masa pandemi ini merekalah yang terkena dampak paling besar. Tak sedikit pula pengusaha UMKM itu bergulung tikar dan berusaha sekuat tenaga untuk bertahan dalam situasi pandemi ini. Sehingga banyak terjadi pengurangan tenaga kerja (PHK) akibat situasi ini. Hingga saat ini Masih menjadi pertanyaan sampai kapan pandemi ini akan berakhir?tentu tidak ada yang tau, tetapi manusia masih bisa untuk berusaha bangkit menghadapi pandemi ini.

Menurut data, kemenkopukm jumlah total UMKM yang ada di Indonesia mencapai 64 juta, dengan total pekerja usaha mikro kecil dan menengah yang sudah mencapai 123 juta pekerja. Akan tetapi, saat ini jumlah UMKM menyusut menjadi

Dikutip dalam buku yang berjudul Usaha Mikro Kecil dan Menengah Di Indonesia. Yang dikemukakan oleh Tulus Tambunan bahwa terdapat alasan urgensinya UMKM untuk sektor perekonomian.

Total UMKM sangat besar dan meluas diseluruh wilayah Indonesia, mendominasi di area agraris sehingga dapat membantu pembangunan, dapat membantu melayani pekerja berpendidikan rendah,  sebagai langkah pertama untuk likuiditas penanaman modal di pedesaan dan tempat untuk memberdayakan pengusaha.

Dampak ekonomi UMKM di masa pandemi

Menurut hasil peninjauan Kadata Insight Center, hampir seluruh UMKM sebesar 82,9% merasakan dampak negatif, 5,9% umkm mendapatkan dampak positif. artinya hanya sebagian kecil UMKM yang mengalami kemajuan dalam masa pandemi ini. Akibat adanya pandemi juga dibuktikan sekitar 63,9%

dari total pengusaha UMKM mengalami penurunan omzet melebihi angka 30%. Berkisar 3,8% UMKM yang mengalami kenaikan omzet.

Hal itu dapat terjadi karena adanya kebijkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Yang menyebabkan jam operasional UMKM menjadi berkurang dan relatif singkat, akan tetapi hal utamanya adalah sepinya konsumen. Dimana banyak pembeli yang enggan keluar rumah untuk membeli makanan dan lebih memilih untuk mengkonsumsi makanan hasil buatan sendiri guna meminimalisir tingkat penularan virus. Belum lagi, saat” melonjaknya kasus covid semakin menekan penurunan pendapatan para pelaku usaha UMKM.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline