Media surat kabar memiliki peran penting dalam menyampaikan informasi kepada publik, baik dalam bentuk fakta, analisis, maupun opini. Berbagai macam berita diangkat oleh media surat kabar, mulai dari isu sosial, ekonomi, budaya, hingga politik. Di antara semua jenis berita, politik sering kali menjadi sorotan utama karena dampaknya yang luas terhadap kehidupan masyarakat dan stabilitas sebuah negara. Melalui pemberitaan politik, media tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga membentuk banyak sudut pandang publik terhadap isu-isu tertentu, termasuk dinamika dan konflik yang terjadi di berbagai belahan dunia.
Politik merupakan salah satu pilar utama dalam kehidupan bernegara yang mencerminkan bagaimana kekuasaan negara dikelola dan keputusan strategi diambil untuk menjaga kestabilan serta kemajuan suatu bangsa. Namun dinamika dalam berpolitik tidak akan selalu berjalan mulus sehingga sering kali muncul konflik kepentingan yang dapat memicu ketegangan bahkan menyebabkan terjadinya krisis. Situasi semacam ini terlihat dalam gejolak politik yang baru-baru ini melanda Korea Selatan, ketika Presiden Yoon Suk-yeol mengambil langkah-langkah yang cukup kontroversial dengan memberlakukan darurat militer dan kemudian mencabutnya dalam waktu yang singkat.
Langkah Presiden Yoon memicu protes besar-besaran masyarakat, tekanan politik dari parlemen yang didominasi oleh oposisi, serta banyaknya reaksi keras dari masyarakat internasional. Sebagai salah satu momen paling dramatis dalam sejarah demokrasi yang terjadi di Korea Selatan, peristiwa ini menjadi pusat perhatian dunia dan bahan pemberitaan media global. Termasuk dua media internasional, Ar-Riyadh dan Al-Quds menyoroti krisis ini dari perspektif yang berbeda, memberikan gambaran yang menarik untuk penulis menganalisis secara mendalam.
Lebih jelasnya, surat kabar Ar-Riyadh merupakan surat kabar harian pertama yang diterbitkan dalam bahasa arab sejak tahun 1965 tepatnya di Ibu kota Arab Saudi. Ar-Riyadh sendiri digandrungi sebagai surat kabar harian yang paling dihormati untuk berita lokal maupun regional. Surat kabar Ar-Riyadh lebih menekankan pada berita ekonomi, pembangunan, kebijakan domestik dan diplomasi dengan gaya bahasa penulisan yang formal dan berfokus pada kestabilan politik dan citra positif pemerintah Saudi. Sementara Al-Quds Al-Arabi atau lebih dikenal dengan Al-Quds adalah surat kabar harian pan-Arab Independen yang diterbitkan sejak 1989. Al-Quds mengklaim bahwa ia merupakan surat kabar yang fokusnya pada isu hak asasi manusia, termasuk hak perempuan, anak -- anak, dan pengungsi. Menggunakan gaya bahasa yang lebih emosional dan membangkitkan semangat perjuangan, terlebih dalam menyampaikan berita palestina.
Oleh karena itu, dari pemaparan mengenai kedua surat kabar tersebut tentunya masing-masing surat kabar mempunyai cara sendiri untuk menyampaikan suatu berita yang diterbitkan. Termasuk juga menggambarkan peristiwa darurat militer yang terjadi di Korea Selatan disampaikan dari berbagai sudut pandang yang berbeda, baik dalam konteks narasi lokal maupun pengaruh internasional. Artikel surat kabar Ar-Riyadh menekankan proses politik di parlemen dan pernyataan resmi Presiden Yoon, sementara surat kabar Al-Quds memberikan fokus lebih pada dampak sosial, tuntutan pengunduran diri presiden, serta reaksi publik internasional dari berbagai pihak. Untuk lebih jelasnya, berikut uraian lebih mendalam mengenai berita Darurat Militer Korea Selatan yang disampaikan oleh Surat Kabar Ar-Riyadh dan Al-Quds.
Analisis berita atara Ar-Riyadh dan Al-Quds dalam berita Darurat Militer di Korea Selatan
Tanggalan Terbit Berita
Artikel dari Al Riyadh dirilis segera setelah pencabutan status darurat militer diumumkan, meskipun tanggal terbitnya tidak disebutkan secara jelas. Media ini bermula di Riyadh, Arab Saudi, dan dikenal dengan titik beratnya pada pelaporan formal serta isu-isu domestik dan diplomatik. Sementara itu, artikel dari Al Quds diterbitkan pada Selasa malam (3/12) hingga Rabu dini hari, memberikan cakupan yang lebih luas terhadap reaksi publik dan internasional. Seperti yang telah kita ketahui, surat kabar Al Quds terkenal dengan banyaknya berita pendekatan kritis terhadap isu hak asasi manusia dan konflik politik.
Bahasa yang Digunakan
Dapat dikatakan bahwa Al Riyadh menggunakan bahasa yang terkesan formal dan lugas. Penyampaian beritanya menonjolkan fakta kronologis tanpa opini tambahan. Contohnya, penggunaan diksi seperti
"Presiden mengumumkan pencabutan darurat militer" menunjukkan suatu hal yang tergolong netral tidak merujuk pada suatu apapun. Sebaliknya, Al Quds memakai bahasa yang lebih naratif dan memiliki kesan emosional. Contohnya dengan diksi seperti