Lihat ke Halaman Asli

"The Hidden Story of Kota Udang"

Diperbarui: 24 Mei 2018   21:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Dok. Pribadi)

Mendengar kata "Cirebon", mungkin sudah tak asing lagi di telinga orang Indonesia, salah satu kota yang berada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Kota yang berada di pesisir utara Pulau Jawa ini nampaknya dipandang sebelah mata dibandingkan dengan kota dan kawasan lain di Indonesia, seperti Lombok, Papua, Raja Ampat, dan Bali yang tampaknya menguasai dunia perjalanan di bumi nusantara ini.

Tapi, apakah anda tahu pulau yang dikenal dengan jalur pantura yang menghubungkan Jakarta-Cirebon-Semarang-Surabaya, ternyata  mempunyai tempat wisata yang tersembunyi, yang bahkan penulis(19 tahun) sendiri tidak pernah menginjakkan kaki ketempat sebegitu indahnya

Tak usah dirisaukan jika anda ingin pergi berlibur ke kota kecil memukau itu, karena kami telah menginjakkan dan mengibarkan bendera kami di kota tersebut. Tersurat hari kamis, 3 mei 2018 perjalanan Cirebon dimulai

CIREBON I'M COMING

Peradaban Umat Kristiani Di Cirebon

(Dok. Pribadi)

Perjalanan pertama, Angkatan 2017-2018 ATVI disodorkan dengan keindahan taman budaya  hati tersuci, kita tahu bahwa kota Cirebon kuat dengan agama islamnya, benar adanya bukti sebuah kesultanan islam ternama di Jawa Barat pada abad ke 15 hingga 16 Masehi, namun dibalik itu semua ada bukti masuknya kultur kristiani, yang berbentuk bukti dari tempat ini.

Tempat yang sering digunakan untuk merayakan natal bersama bagi umat kristiani di Cirebon ini ternyata pengurusnya tidak sama sekali menerima upah. Terbukti dari foto bapak yang mengenakan topi cokelat andalannya dengan senyum sumringah, tengah menjelaskan bagaimana taman ini terbentuk, dia memilih mengabdi di tempat ini.

Dijelaskan juga oleh bapak yang berumur sudah separuh baya bahwa tidak semua pekerja disini beragamakan kristiani,berbeda dengan pengurus yang tak diberi upah, pegawai yang beragama lain dengan kultur disini,mereka menerima upah, namun tak sekalipun mereka membedakan dan saling menghargai satu sama lain.

Tempat yang diawani oleh pepohonan dan taman, yang selalu disiram setiap minggunya oleh pegawai disini, nampaknya memberi kesan hangat bagi siapapun yang memasuki taman ini.

Sesuai dengan namanya Taman Budaya Hati, ternyata tak hanya sebutan hati, namun dibangun dengan arsitek bebatuan yang membentuk amor, mungkin, jika anda memasuki kawasan ini, tak akan tampak amor tersebut, namun jika dilihat dari atas, akan terlihat jelas membentuk amor. Indah tak dapat dijelaskan bagaimana arsitektur ini membuatnya sedemikian rupa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline