ANXIETY
Anxiety merupakan perasaan Kekhawatiran dan rasa takut yang intens, berlebihan, dan terus-menerus sehubungan dengan situasi sehari-hari. Jika anxiety muncul tanpa sebab atau sulit dikendalikan bisa jadi kondisi ini disebabkan oleh gangguan kecemasan.
Anxiety dan gangguan kecemasan adalah dua kondisi yang berbeda. Jika mengalami gangguan kecemasan, Kamu akan merasa mudah khawatir terhadap berbagai hal, bahkan ketika sedang dalam situasi normal. Rasa cemas sifatnya sementara, sebagai respons terhadap suatu kondisi yang menyebabkan stres. Namun, jika perasaan cemas menetap atau memburuk hingga akhirnya mengganggu aktivitas sehari-hari, kondisi tersebut dapat dikatakan sebagai gangguan kecemasan (anxiety disorder).
Gejala Anxiety
* Munculnya rasa cemas ketika hendak menghadapi atau sedang berada dalam situasi atau keadaan yang dianggap dapat menimbulkan stres adalah hal yang normal. Berikut ini gejala yang dirasakan ketika kamu sedang merasa cemas:
* Munculnya rasa cemas dan khawatir yang berlebihan
* Adanya perasaan seperti akan ditimpa bahaya.
* Mudah merasa tersinggung, gelisah, gugup, dan tegang.
* Ragu-ragu, takut, dan sulit untuk mengambil suatu keputusan.
* Sulit untuk berkonsentrasi.
Anxiety juga dapat menimbulkan gejala fisik, seperti selalu merasa lelah, mengalami gangguan tidur, sakit kepala, gemetar, keringat berlebihan, sulit konsentrasi, jantung berdetak cepat, dan mual, sakit perut, serta diare yang berulang.
Penyebab Gangguan Kecemasan (Anxiety)
1. Genetik
Studi menunjukkan bahwa seseorang dapat memiliki kecenderungan genetik untuk mengalami gangguan kecemasan.
Jika seseorang memiliki anggota keluarga yang menderita gangguan kecemasan, maka risiko untuk mengalami kondisi serupa juga akan lebih tinggi.
Namun, faktor genetik bukanlah satu-satunya faktor yang menyebabkan kecemasan, karena faktor lingkungan juga turut berperan.
2. Lingkungan
Lingkungan juga dapat berperan penting dalam perkembangan gangguan kecemasan atau anxiety.
Stresors seperti pengalaman trauma atau kehilangan yang mendalam dapat memicu respon kecemasan yang berkepanjangan.
Situasi lingkungan yang tidak aman, seperti kekerasan dalam rumah tangga atau situasi pekerjaan yang stres, juga dapat menyebabkan seseorang mengalami gangguan kecemasan.
3. Perubahan kehidupan
Terjadinya perubahan besar dalam kehidupan, seperti pernikahan, perceraian, kehilangan pekerjaan, atau kelahiran bayi baru, dapat meningkatkan tingkat kecemasan.
Kondisi ini dapat menyebabkan stres dan ketidakpastian yang melampaui kemampuan seseorang untuk mengatasinya. Pada akhirnya, hal ini menyebabkan anxiety.
4. Riwayat trauma
Pengalaman trauma yang mengganggu, seperti kecelakaan serius, pelecehan fisik atau seksual, atau kejadian traumatis lainnya, dapat menyebabkan trauma psikologis yang serius.
Nah, kondisi ini lantas dapat mengarah pada gangguan kecemasan alias anxiety. Orang yang pernah mengalami trauma ini cenderung memiliki kecemasan yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak pernah mengalaminya.
5. Ketidakseimbangan zat kimia di otak
Ketidakseimbangan zat kimia seperti neurotransmiter di dalam otak dapat berkontribusi terhadap perkembangan anxiety.
Misalnya, rendahnya kadar neurotransmiter serotonin dapat menyebabkan kecemasan dan depresi.
Ketidakseimbangan hormon seperti kortisol juga dapat memainkan peran penting dalam timbulnya gejala kecemasan.
6. Kondisi medis
Beberapa kondisi medis seperti hipertiroidisme, gangguan kelenjar adrenal, gangguan jantung, atau gangguan pernafasan seperti asma dapat menyebabkan masalah mental ini.
Kadar hormon yang tidak seimbang atau ketidaknyamanan fisik dapat memengaruhi fungsi otak dan menyebabkan perkembangan anxiety.
Gejala Anxiety Disorder
Sementara untuk gejala anxiety disorder bisa dikenali melalui beberapa tanda berikut ini:
•Perasaan cemas, takut, dan khawatir yang berlebihan dan tidak wajar untuk sebagian besar waktu.