Jean-Franois Lyotard, seorang filsuf asal Prancis, mengemukakan pandangannya tentang kondisi pengetahuan di era postmodern dalam bukunya "The Postmodern Condition: A Report on Knowledge". Menurut Lyotard, dalam era postmodern, ilmu pengetahuan telah mengalami perubahan signifikan, dari cita-citanya yang ideal ke suatu bentuk pragmatisme. Ia percaya bahwa perubahan ini melibatkan pergeseran dari narasi besar atau meta-narasi yang digunakan untuk melegitimasi pengetahuan di era modern ke cerita-cerita kecil atau lokal. Pandangan ini menuntut untuk menyingkirkan cerita-cerita besar demi cerita kecil atau lokal, serta mempertanyakan siapa yang memiliki kontrol atas narasi dan pengetahuan.
Lyotard juga menekankan bahwa pengetahuan selalu terkait dengan kekuasaan dan politik, dan bahwa perubahan dalam pengetahuan ini memiliki dampak yang dalam, terutama dalam hal representasi realitas dan klaim politik. Ia mengkritik metanarasi seperti reduksionisme dan gagasan teleologis sejarah manusia, yang menurutnya tidak lagi dapat dipertahankan karena kemajuan teknologi di bidang media massa dan ilmu komputer. Lyotard juga menekankan bahwa pengetahuan tidak netral seperti yang diutarakan kaum modernis, melainkan bersifat politis dan tujuannya untuk memberi kekuasaan. Oleh sebab itu, kebenaran pengetahuan tidaklah mutlak, melainkan hanya kumpulan pengetahuan sekelompok orang tertentu.
Pandangan Lyotard ini telah memberikan kontribusi penting dalam memperkaya dan memperluas pandangan dalam ilmu pengetahuan, sastra, sejarah, dan bidang lainnya. Lyotard memperluas pandangan kita tentang pengetahuan dan menunjukkan bahwa pengetahuan selalu terkait dengan kekuasaan dan politik. Pandangan Lyotard ini juga menuntut kita untuk mempertanyakan siapa yang memiliki kontrol atas narasi dan pengetahuan, serta menyingkirkan cerita-cerita besar demi cerita kecil atau lokal. Pandangan Lyotard ini masih relevan hingga saat ini dan dapat menjadi bahan diskusi yang menarik dalam bidang ilmu pengetahuan dan humaniora.
Pandangan filsuf Jean-Franois Lyotard tentang pergeseran ilmu pengetahuan di era postmodern dapat ditemukan dalam bukunya "The Postmodern Condition: A Report on Knowledge". Menurut Lyotard, dalam era postmodern, ilmu pengetahuan telah mengalami perubahan signifikan, dari cita-citanya yang ideal ke suatu bentuk pragmatisme. Beberapa poin penting dalam pandangan Lyotard tentang pergeseran ilmu pengetahuan di era postmodern meliputi:
1. Pergeseran dari narasi besar ke cerita-cerita kecil atau lokal: Lyotard menuntut untuk menyingkirkan cerita-cerita besar demi cerita kecil atau lokal, serta mempertanyakan siapa yang memiliki kontrol atas narasi dan pengetahuan.
2. Kebijakan ilmu pengetahuan terhadap kekuasaan dan politik: Pengetahuan selalu terkait dengan kekuasaan dan politik, dan perubahan dalam pengetahuan ini memiliki dampak yang dalam, terutama dalam hal representasi realitas dan klaim politik.
3. Pengetahuan tidak netral: Lyotard menekankan bahwa pengetahuan tidak netral seperti yang diutarakan kaum modernis, melainkan bersifat politis dan tujuannya untuk memberi kekuasaan.
4. Kepentingan terhadap pluralitas dan ketidakpastian: Dalam era postmodern, Lyotard menolak ide homogenitas dan upaya keterbukaan dalam keberagaman, merupakan konsentrasi para pemikir postmodernisme.
Pandangan Lyotard ini telah memberikan kontribusi penting dalam memperkaya dan memperluas pandangan dalam ilmu pengetahuan, sastra, sejarah, dan bidang lainnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H