Lihat ke Halaman Asli

Amanda Febrianti

Designer Interior

Nilai Positif pada Fenomena FOMO di Kalangan Generasi Z

Diperbarui: 30 Agustus 2024   18:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://id.pinterest.com/smediaprojectse/

Perkembangan populasi yang terus meningkat tiap tahunnya melahirkan beberapa pembagian generasi, salah satunya adalah Generasi Z atau yang dikenal dengan Gen Z. Gen Z, generasi yang lahir sekitar tahun 1997-2012. Gen  Z menjadi  generasi  yang memiliki  peran penting dalam kemajuan zaman terutama era globalisasi. Generasi  ini memiliki karakteristik ingin selalu terkoneksi dengan internet setiap saat dan sangat aktif di media sosial.

Media sosial memang memberi keuntungan terutama membuat orang merasa terhubung, Salah satu dampak media sosial adalah membentuk fear of missing out pada diri individu (FoMO). FOMO ( Fear of Missing out) adalah istilah bagi seseorang yang berada dalam kondisi selalu merasa khawatir dan cemas akan ketertinggalan atas aktivitas, kegiatan, berita, atau barang- barang kekinian.

Seperti yang pernah diungkapkan oleh Abraham Maslow dalam teori Hierarki Kebutuhan bahwa manusia hidup termotivasi oleh pemenuhan kebutuhan mulai dari yang paling dasar, yakni kebutuhan fisiologis (Physiological Needs) sampai yang paling tinggi, yakni aktualisasi diri (self-actualization)

Salah satu faktor yang dapat menyebabkan seseorang menjadi fomo adalah kurangnya kepuasan diri sendiri, kecenderungan untuk mengamati apa yang dilakukan oleh orang lain, dan kemudian rasa ingin sama dengan orang lain yang mereka lihat.

Menurut Ziller dkk (1969) mengatakan bahwa evaluasi diri sebagian besar terbentuk dalam kerangka sosial. Mereka menambahkan bahwa perubahan dalam lingkungan sosial seseorang akan berpengaruh terhadap self-esteemnya.

Sebagai manusia yang bijak tidak sepatutnya mengikuti tren kekinian, kecuali ada nilai kebermanfaatan di dalamnya untuk meningkatkan kualitas diri, dalam meningkatkan kualitas diri sendiri harus memiliki nilai-nilai berbudi luhur.

Adapun nilai-nilai budi luhur adalah kejujuran, saling menghargai, mampu mengendalikan emosi, bermoral, sopan santun, beretika, intelektual atau objektif, peduli, mawas diri, dewasa atau bijaksana, serta toleransi. Nilai-nilai yang bersifat universal ini dapat dengan mudah diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, meliputi segala aspek kehidupan dan usia. Nilai inilah yang menjadi pedoman kita sebagai mahkluk sosial dalam menjalani hidup di tengah masyarakat.

Banyak orang yang menganggap FOMO sebagai tren yang negatif. Namun, tidak semua FOMO bersifat negatif, ada juga jenis FOMO yang positif dan bermanfaat yang bisa kita ikuti. Diantaranya :

- FOMO yang mendorong untuk menjaga kesehatan, mengikuti tren seputar kesehatan, olahraga,  dan tren diet

- FOMO yang menginspirasi untuk berbuat baik dan peduli, mengikuti tren berbagi, bersedekah, dan beramal

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline