Lihat ke Halaman Asli

AMALIA ZULFA

Mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Islam Walisongo Semarang

Peralihan Kurikulum Tiga Belas menjadi Kurikulum Merdeka

Diperbarui: 12 Juni 2023   11:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pembelajaran PAUD di RA Al-Wardah

            Pendidikan selalu berkembang dari waktu ke waktu. Selain itu, jika melihat perkembangan yang pesat ini, mau tidak mau akan membuat manusia mengikuti perubahan berbagai hal. Pendidikan akan selalu berkembang dari waktu ke waktu, setiap peraturan akan selalu diupdate sesuai dengan perkembangan zaman. Sumber daya manusia merupakan bagian terpenting untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Tidak hanya sumber daya manusia, dalam hal diklat dan tujuan diklat juga tidak jauh dari pengembangan kurikulum. Perubahan kurikulum berdampak pada guru sebagai pembina yang tidak mampu menerapkan kurikulum baru secara menyeluruh. Guru harus benar-benar memahami kurikulum baru dan komponennya jika ingin menerapkannya dengan hasil yang diharapkan.

            Undang-Undang Sistem Pendidikan tahun 2003 menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan kesepakatan menurut tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dalam dunia pendidikan, perubahan kurikulum merupakan hal yang lumrah, namun implementasinya tidak selalu mudah dipahami, terutama bagi para pendidik yang berada di garda depan implementasi kurikulum.

            Kurikulum merdeka perlu diimplementasikan karena mengingat banyaknya anak-anak yang minim dalam litrasi dan numerasi sederhana. Maka dari itu, Kemendikbudristek melakukan peluncuran kurikulum merdeka untuk mengatasi krisis pembelajaran yang ada di Indonesia. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan menjelaskan bahwa konsep belajar merdeka merupakan bentuk pengaplikasian dari proses belajar yang menyenangkan, pembelajaran yang inovatif dari tenaga pendidik, dengan tujuan dapat membuat anak bisa berkembang secara positif dan aktif di setiap pembelajaran (Fathan, 2020).  Agar implementasi kurikulum merdeka dapat berjalan dengan baik, perlu diadakannya kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis kepada tenaga pendidik PAUD. Tujuan sosialisasi sendiri bertujuan agar tenaga pendidik mengetahui latar belakang, filosofi, isi kebijakan penerapan kurikulum merdeka, mengenalkan karakteristik Kurikulum Merdeka secara umum, dan memberikan informasi tentang prosedur pendaftaran Implementasi Kurikulum Merdeka. Selain itu, bimbingan teknis memiliki tujuan agar satuan PAUD dapat melaksanakan kurikulum merdeka sesuai dengan persepsi Dinas Pendidikan dan UPT (BB/BPMP).

            Salah satu contoh PAUD yang baru mengimplementasikan kurikulum merdeka tersebut adalah RA Al-Wardah Margoyoso, Jepara. Kurikulum merdeka di RA Al-Wardah baru dilaksanakan di tahun ajaran baru 2023 ini. Seorang informan yang merupakan kepala RA Al-Wardah Margoyoso, Yuyun menjelaskan bahwa,

          "Pergantian kurikulum sudah diinstruksikan di tahun 2022 kemarin, namun baru terlaksanakan di tahun 2023 ini. Karena memang tidak mudah untuk langsung berganti kurikulum", tegasnya. 

         Aspek perkembangan di RA mulai dari nilai agama moral, sosial emosional, fisik motorik, kognitif, bahasa, dan seni. Di kurikulum merdeka ini guru dituntut untuk aktif yang mana bisa bisa menjadi fasilitator yang membuat anak bisa berpikir kritis dan bagaiman cara menyelesaikan masalah. Banyak sekali adaptasi yang harus dilakukan oleh guru di kurikulum merdeka ini. Mulai dari menyiapkan bahan ajar berupa loose part, artinya bahan yang dapat dipindahkan, diangkut, digabungkan, diatur ulang, dipisahkan dan disatukan dengan cara yang berbeda. Contoh dari media loose part, seperti batu-batuan, biji-bijian, potongan kayu, ranting-ranting dsb. Dari media tersebut guru harus bisa menstimulus anak agar bisa berpikir kritis dan dapat menyelesaikan masalah sesuai imajinasi masing-masing anak, seperti bagaimana caranya agar bola dapat menggelinding. Stimulasi bisa berupa fisik: penggunaan mainan untuk merangsang reaksi anak, stimulasi kognitif: bermain balok atau aneka bentuk, stimulasi bahasa: bercerita, stimulasi nilai keagamaan dan moral: aktifitas beribadah bersama, dan stimulasi sosial-emosional: kegiatan kelompok sebaya. Kurikulum merdeka masih berupa tantangan bagi guru di sana. 

            "Sebenarnya untuk perbedaan tidak jauh berbeda hanya saja istilah-istilah baru di kurikulum merdeka yang harus membuat guru tetap terus belajar dan menerapkannya, para guru masih memerlukan waktu adaptasi secara step by step", jelasnya.

Dokumentasi pembelajaran PAUD di RA Al-Wardah 

            Berdasarkan prinsip perkembangan anak usia dini sendiri berlangsung dari outter control to inner control, yang artinya si anak awalnya ketergantungan pada orang tua, guru atau lingkungan sudah harus dituntut untuk bisa mandiri dengan melakukan control terhadap diri sendiri. Sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Maria Montessori yang menegaskan bahwa pendidikan merupakan aktivitas diri yang mengarah pada pembentukan disiplin pribadi, kemandirian, dan pengarahan diri. Anak memiliki kemampuan untuk membangun sendiri pengetahuannya dan itu dilakukan oleh anak mulai dari awal sekali. Anak cenderung suka menyerap segala informasi dari lingkungannya, karena anak dikenal dengan istilah sebagai jiwa penyerap (absorbment mind). Terdapat beberapa keluhan yang didapat oleh para guru setelah menerapkan kurikulum merdeka, diantaranya adalah menguras tenaga pendidik dalam membereskan bahan ajar yang telah dipakai, karena yang namanya anak-anak pasti suka memberantakkan barang-barang.

            "Ada risiko capek, karena barang-barang yang harus dibereskan lebih banyak", ujarnya.   "Risiko capek yang kita dapatkan juga sebenarnya belum sebanding dengan gaji yang didapat", tambahnya lagi.

            Menurut Kemdikbud struktur kurikulum merdeka pada PAUD, yaitu terdiri dari:

  • Melakukan kegiatan pembelajaran yang intrakurikuler
  • Kegiatan pembelajaran intrakurikuler berupa bermain bermakna dengan tujuan dapat mencapai perkembangan di setiap aspek yang sudah ditentukan dalam satuan pendidikan. Kegiatan yang dipilih tenaga pendidik harus dapat memberikan kesan menyenangkan dan bermakna bagi anak. Perlunya bahan ajar yang berupa sumber belajar yang ada di lingkungannya untuk menunjang keberhasilan pembelajaran.
  • Melakukan project yang menguatkan profil pelajar Pancasila
  • Project profil pelajar Pancasila berupa perayaan tradisi lokal, hari besar nasional, dan internasional yang dilakukan dengan mengacu pada Standar Kompetensi Lulusan.  

          Kurikulum merdeka yang sudah mulai berjalan di RA Al-Wardah masih membutuhkan adaptasi dari para guru. Perlunya step by step untuk bisa menjalankannya sesuai yang diharapakan. Para guru juga dituntut untuk bisa berimajinasi agar bisa menyesuaikan imajinasi anak-anak. Selain itu, para guru juga harus bisa aktif dengan memberikan stimulus kepada anak-anak apa yang harus dilakukan agar bisa mengembangkan keenam aspek perkembangan yang harus dicapai peranak. Dari si anak juga tidak boleh dituntun ataupun diajari, para guru hanya boleh memancing atau menyuruh si anak untuk bisa berpikir kritis dan dapat menyelesaikan masalahnya sendiri karena guru hanya sebagai fasilitator. Hal itu bisa dilakukan dengan memberikan bahan ajar permaianan dari loose part. Di samping itu, ada beberapa keluhan yang dirasakan oleh para guru, yaitu lebih banyak menguras tenaga.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline