Lihat ke Halaman Asli

AMALIA ZULFA

Mahasiswa Psikologi Universitas Negeri Islam Walisongo Semarang

Melatih Percaya Diri dalam Berbicara dengan Pembelajaran Group Investigation

Diperbarui: 12 Juni 2023   19:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

             Metode pembelajaran akan diperlukan dalam penunjang keberhasilan dalam suatu pendidkan. Belajar sebagai tuntutan yang harus dilakukan oleh setiap orang dalam hidupnya (Thobroni, 2015:15). Saat seseorang belajar perlu dilakukan suatu tahapan secara sengaja yang diharapkan untuk merubah perilaku menjadi lebih baik, yang disebut pembelajaran (Thobroni, 2015:17). Pembelajaran yang akan dilakukan memiliki tujuan dalam pencapaian pada hasil belajar yang sudah dilakukan nantinya (Richvana, 2012). Diperlukan sebuah model pembelajaran yang bersifat kooperatif yang bisa digunakan agar tercapainya suasana kelas yang kondusif. Salah satu model pembelajaran yang bisa dipakai adalah model pembelajaran Group Investigation/Investigasi Kelompok.

            Model pembelajaran group investigation merupakan model pembelajaran yang dapat dijadikan pengalaman belajar orang dewasa sebagai bekal ilmu dalam dirinya sendiri dan bisa dipraktekkan kepada orang lain (Richvana et al. 2012). Terdapat tiga aspek yang melingkupi model pembelajaran group investigation, yaitu fisik, intelektual, dan keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung (Richvana et al. 2012). Disini siswa dilatih untuk aktif secara penuh saat proses belajar mengajar berlangsung. Keterlibatan seluruh siswa dalam proses belajar kelompok menunjukan seberapa besar motivasi belajar yang dimiliki siswa.

            Metode grup investigation memiliki tiga tujuan dalam pembelajaran, yaitu:

  • Group Investigation dilakukan dengan dengan memberikan satu topik untuk dibahas dengan sistematis dan analitik. Diharapkan dapat mengembangkan keterampilan secara positif dan mencapai tujuan pembelajaran.
  • Tercapainya pemahaman setiap siswa terhadap materi atau topik yang sedang dibahas.
  • Group Investigation akan melatih setiap siswa agar dapat bekerja sama untuk memecahkan masalah. Pembekelan keterampilan hidup dari kegiatan tersebut diharapkan dapat berguna dalam kehidupan bermasyarakat.

            Menurut Chandra (2016:113-115), berikut adalah beberapa karakteristik pembelajaran kooperatif dalam model group investigation, yaitu fokus utama pembelajaran tertuju pada siswa, peran guru sebagai konselor, konsultan, dan pemberi kritik yang membangun; setiap siswa menggabungkan ide dan pendapatnya untuk memahami suatu topik dan memecahkan suatu masalah yang dihadapi kelompok tersebut; siswa diajarkan untuk mengembangkan kemampuan komunikasi yang baik; mendorong partisipasi siswa dalam seluruh proses pembelajaran, mulai dari awal hingga akhir; dan melalui kerja sama dalam kelompok, siswa dihadapkan pada kesempatan untuk mengungkapkan pendapat mereka dan berbagi informasi dengan teman sekelas saat membahas materi pembelajaran.

            Siswa akan mempresentasikan hasil temuannya kepada seluruh kelas. Dengan demikian, pembelajaran kooperatif tipe GI menekankan pada pengembangan kemampuan komunikasi dan keterampilan berkelompok siswa (Nurnadi et al., 2004). Penerapan pembelajaran GI menjadi populer karena memberikan siswa lebih banyak kendali terhadap proses pembelajaran dibandingkan dengan model pembelajaran lainnya. Sesuai dengan pandangan Vygotsky, di mana anak-anak dapat membangun pengetahuan melalui interaksi sosial dengan orang lain, pendekatan pembelajaran kooperatif tipe GI menjadikan interaksi sosial sebagai fokus utama (Slavin, 2014).

            Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyuningsih (2017:31) yang berjudul ” Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation terhadap Hasil Belajar IPA”. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa metode pembelajaran group investigation berpengaruh secara signifikan. Hasil penelitiannya juga menunjukkan bahwa pembelajaran group investigation dapat terjalin rasa tanggung jawab, minat belajar meningkat, dan yang tidak kalah penting adalah mampu meingkatkan komunikasi antar teman dan guru. Siswa menjadi berani untuk mengungkapkan pendapatnya dan membagi informasi kepada temannya saat membahas materi pembelajaran. Begitupun hasil peneletian yang dilakukan oleh Hartoto (2016:141) yang berjudul ”Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI) Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Sejarah.” Hasil penelitiannya juga menunjukkan bahwa model pembelajaran group investigation mampu membuat siswa mampu menyampaikan ide, gagasan, ide, dan pertanyaan di kelas karena ia merasa diperhatikan dan mempunyai kesempatan untuk berbicara. Selain itu, terdapat penelitian yang dilakukan oleh Oktavia, dkk. (2022:16) yang berjudul ” Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation Terhadap Keberanian Berpendapat Siswa di SMK Pasundan 2 Cianjur” bahwa model pembelajaran group investigation berpengaruh terhadap keeranian siswa dalam mengemukakan pendapat di depan kelas.

            Model pembelajaran group investigation membuat para siswa aktif dalam kelompok-kelompok kecil yang membahas masalah yang harus dipecahkan berdasarkan pendapat masing-masing individu yang mana siswa dilatih untuk bekerja sama dan saling membantu satu sama lain (Rusman, 2012). Diharapkan setiap individu dapat terbuka pikirannya dan mengeksplore lebih dalam mengenai permasalahan yang dihadapi. Dalam kelompok diskusi ivestigasi juga akan melatih keterampilan setiap siswa untuk menyampaikan pendapatnya, bertukar pendapat, dan menerima atau menghargai pendapat teman yang lain. Disini ditekankan akan pentingnya komunikasi dalam memberikan manfaat kepada siswa daripada melakukan tugas secara mandiri.

            Penentuan fokus investigasi yang disesuaikan minat siswa membuat pembelajaran menjadi bermakna dan melatih percaya diri karena menekankan keterampilan berfikir setiap individu dengan menghasilkan produk untuk dipersentasikan bersama. Siswa sering berinteraksi dengan anggota kelompoknya untuk menggali segala informasi dari pendapat yang dilontarkan antar anggota dan menjalin situasi yang kooperatif dalam memecahkan persoalan, masalah, dan evaluasi belajar (Listiana, 2013).

Referensi:

Ertikanto, Chandra. 2016. Teori Belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Media Akademi.

Hartoto, T. (2016). Model pembelajaran kooperatif tipe group investigation (GI) Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar sejarah. HISTORIA: Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah, 4(2), 131-142.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline