Lihat ke Halaman Asli

Hidup Baru, Sahabat Baru

Diperbarui: 10 November 2015   10:44

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usia saya yang semakin dewasa membuat saya berpikir akan satu hal, tentang masa depan. Masa kuliah telah saya lalui berbagai pengalaman yang telah terpatri bersama teman-teman kampus masih hangat dalam ingatan saya.

Kini saya berusaha mencari kehidupan baru, menggapai karir yang tinggi. Sebagai wanita yang berpendidikan tidak ada salahnya saya mencoba menjadi seorang PNS. Tahun ini adalah kali pertama saya mencoba mengikuti seleksi umum tes CPNS. Setelah melalui beberapa proses yang lumayan panjang menurut saya. Pada akhirnya kabar yang sangat menggembirakan itu datang juga. Nama saya tertera dalam surat pengumuman CPNS di Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN). Sungguh indah surat pengumuman tersebut, lebih indah dibanding surat cinta yang dahulu pernah saya dapatkan saat masih SMA.

Mulai saat itu saya memiliki teman baru, sahabat baru. Kebetulan saya ditempatkan di serpong, Tangerang Selatan. Pencarian kost-an baru di daerah serpong ini lumayan sulit. Walaupun saya berasal dari Jakarta, namun tetap saja kesulitan untuk menentukan tempat tinggal  yang dekat dengan tempat kerja. Beruntung saya memiliki banyak teman di grup whatsapp sehingga untuk mencari kost-an itu, saya join dengan teman-teman saya yang lain. Telah diputuskan kami tinggal bertiga di salah satu kost-an di perumahan PUSPIPTEK.

Awal masuk kami dipertemukan dalam suatu acara orientasi pegawai baru, dimana dalam acara tersebut kami mulai mengenal satu sama lain. Ada yang dari Sulawesi, Sumatra, dan pastinya banyak yang dari jawa. Walaupun cuma lima hari kami bertemu, saya merasa lebih akrab dengan teman baru yang ada di BATAN ini. Terlebih lagi di tempat kerja semua pegawainya sangat ramah seakan-akan kami adalah anggota keluarga mereka yang baru di instansi tersebut.

Seiring dengan berjalannya waktu, kami memutuskan untuk pindah kost-an, bukannya kost-an lama tidak baik. Namun, salah satu teman saya mengeluh karena sering melihat kecoa yang lalu lalang didalam kamar. Alhasil saya pindah kost-an di Perumahan Batan Indah. Di sana saya tinggal bersama dua teman sesama pegawai BATAN. Dan keduanya adalah orang Yogyakarta. Sungguh menyenangkan tinggal bersama mereka, yang satu cukup dewasa sehingga saya biasa meminta pendapatnya tentang tindakan dalam pekerjaan dan yang satu lagi orangnya panikan dan terkadang saya roaming jika dia sudah mulai menggunakan bahasa jawa yang sangat me’dok.

Dalam waktu yang singkat ini kami juga membentuk komunitas “main yuk” yang berisi orang-orang yang suka melancong. Selang beberapa minggu kemudian kami telah berpetualang ke beberapa tempat yang luar biasa. Mulai dari gunung munarah di bogor, gunung Guntur di garut, curug nangka di bogor, curug cilember di bogor, dan masih banyak lagi tempat yang ingin kami jajaki di Indonesia ini.

Jumlah anggota dalam komunitas tersebut sekitar 8 orang. Dua diantaranya adalah wanita, wanita yang pertama yaitu saya sendiri dan wanita yang kedua adalah sahabat dekat saya yang berasal dari bekasi. Orangnya supel dan enak diajak ngobrol. Terkadang saya juga menghabiskan banyak waktu bersama dia. Makan dikantin, makan di restaurant, nonton di bioskop dan termasuk main ke tempat-tempat yang menyenangkan. Tapi sayang pada trip yang kedua ke gunung Guntur dia tidak bisa ikut karena perizinan orang tua. Namun, jika wacana trip nya adalah pantai, maka jiwa petualangnya langsung muncul.

Hubungan persahabatan kami terjalin begitu erat seiring dengan putaran jam yang kian lama kian cepat terasa. Benar kami tidak selamanya menjalin hubungan dengan hanya satu komunitas saja. Bukan hanya komunitas yang ada di kampus menjadi teman saya. Namun sekarang dengan kehidupan baru, tempat kerja baru, kost-an baru saya belajar banyak hal. “Dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung” begitu kata pepatah.

Semoga persahabatan kami ini menjadi suatu pertanda bahwa Allah masih memberikan kepada kita usia yang panjang untuk saling mengenal satu sama lainnya. Tanpa memandang usia, suku, asal, cara bicara, dan prilaku personal, kami bisa saling berinteraksi dengan baik, sopan, dan santun, walau terkadang saya roaming. Harapan saya ke depan sebagai manusia biasa, interaksi sosial sangat dibutuhkan karena kita hidup di dunia ini saling membutuhkan, tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri. Marilah kita berteman marilah kita bersahabat bukan hanya pada waktu ini saja, karena waktu selalu berubah, maka marilah kita berteman sepanjang waktu masih berdetak.

Wassalam…

*) Picture by Amal

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline