Patah hati berjuta rasanya. Apalagi ketika hubungan romantis yang di jalin sudah bertahun-tahun, dipupuk dan dirawat penuh cinta, tiba-tiba diputus secara sepihak.
Ketika patah hati, pasti hal pertama yang ingin dilakukan adalah menangis, marah, dan merutuki dunia. Rasanya ingin bergelung di tempat tidur, dan tidak ingin menghadapi dunia dan kenyataan yang pahit, bahwa kini kamu hanyalah satu dari ribuan jomblo di dunia.
Namun, hal tersebut bukannya memperbaiki suasana hati, tapi malah memperburuk rasa sedih. Minggu pertama, wajar jika kita merasa lemah. Bahkan para saintis dunia pun mengakui bahwa patah hati ini sama sakitnya dengan sakit fisik, dan bahkan bisa menyebabkan komplikasi kesehatan yang lain.
Namun, seiring berjalannya waktu, kita harus mampu menata ulang hidup dan move on dari rasa sakit itu, dan kembali produktif. Balas dendam terbaik ketika patah hati adalah menunjukkan bahwa kita bahagia, walaupun tanpa orang lain.
Hal yang bisa dilakukan untuk produktif adalah memulai langkah dengan menekuni hobi yang sudah lama ingin kamu lakukan. Di sela kesibukan bekerja, belajar, dan memiliki pasangan kadang sulit untuk menyisipkan waktu untuk menjelajah potensi kita. Sekarang, ketika sudah terbebas dari kekangan cinta, lakukan hal-hal positif yang kamu sukai; menulis blog, jalan-jalan, membuat vlog, menggambar, ataupun berkebun. Selain menjadi pengalihan, hal tersebut menyuplai oksitosin (hormon bahagia) ke otak, sehingga dapat meminimalisir rasa sakit ketika patah hati.
Selain itu, cobalah buat support system yang kuat. Ketika pacaran, seseorang biasanya akan sangat bergantung pada pasangannya untuk mendapatkan support secara emosional. Biasanya, ketika baru patah hati, kita akan merasa kehilangan arah atau disorientasi. Bingung, merasa tidak dicintai, dan sendirian. Oleh itu, inilah saatnya kamu menguatkan koneksi dengan orang-orang disekitar. Luangkan waktu dengan orang-orang terdekat, dan kamu akan sadar bahwa banyak sekali orang yang mencintaimu.
Luangkan waktu untuk beribadah dan meditasi. Percaya terhadap grand design yang sudah dibuat Tuhan akan membuat seseorang kuat dalam menghadapi cobaan hidup. Kepasrahan terhadap apa yang sudah direncanakan oleh-Nya membuat meningkatkan kesejahteraan hidup dan well being seseorang, karena kita percaya dan menggantungkan hidup kita pada Sang Penguasa. Hal tersebut mengurangi rasa menyalahkan diri sendiri ketika patah hati, it shifts the blame a little bit and make us feel better.
Peluk diri sendiri dan sayangi diri sendiri. Luapkan emosi dengan cara yang positif. Pergi ke salon, ke tukang pijat agar badan tidak pegal, atau pergi ke gym menunjukkan bahwa patah hati tidak mengurangi rasa cinta kepada dirimu. Ketika kamu merasa bisa mencintai badanmu sendiri, hal tersebut membuat kamu merasa lebih baik, dan membantu kamu lebih produktif. Perihnya patah hati kadang membuat badan tidak fit, dan pada akhirnya mempengaruhi suasana hati kamu. Olahraga merupakan salah satu cara yang sudah terbukti dapat meningkatkan hormon bahagia di dalam tubuh.
Selanjutnya, berpeganglah pada value kamu. Kamu berhak dicintai, dan bahagia. Coba susun lagi mimpi-mimpi yang ingin kamu capai, hal-hal yang selama ini tertunda karena kamu terlalu sibuk mempertahankan hubunganmu. Berkumpullah dengan orang-orang yang mempunyai vibe positif dan mimpi-mimpi besar. Sibukkan diri dengan diskusi, dan luaskan wawasanmu.
Butuh waktu untuk menyembuhkan rasa sesak di dada. Kadang pula tersirat rasa cemas dan takut sendirian. Terimalah hal tersebut sebagai sesuatu yang normal. Pada akhirnya, patah hati bukanlah akhir dari dunia. Pilihan ada di tangan kita; apakah ingin terjebak dalam lingkaran mengasihani diri, atau memberikan diri sendiri kesempatan kedua untuk bahagia.