Lihat ke Halaman Asli

Amalia Zahara

Mahasiswa

Rezeki di Tangan Kostum Kelinci

Diperbarui: 5 Desember 2022   22:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto Bibit saat sedang diminta untuk berpose oleh penulis

Mengalami gulung tikar pada bisnisnya akibat pandemi Covid-19, Bibit pernah menjadi pengangguran selama satu tahun. Walaupun begitu, Bibit tidak kehabisan ide untuk melanjutkan hidupnya dengan menjadi seorang boneka badut.

Hiruk pikuk ramai masyarakat dan panasnya kota Solo seakan tidak menjadi halangan untuk masyarakat menghadiri Muktamar Fair yang diselenggarakan di Pabrik Gula Colomadu. Di antara banyaknya manusia disana, di antara banyaknya tenant penjual makanan dan minuman maupun profesi jasa seperti gojek dan grab terdapat salah satu pekerja yang mencari nafkah dengan cara yang berbeda. Dengan menggunakan kostum berwarna merah muda cerah sembari melambaikan tangannya menyapa para anak – anak kecil bahkan siswa sekolah dan orang tua yang hadir pada acara tersebut, berdirilah salah satu boneka badut kelinci yang dibawakan oleh Bibit.

Bibit Mulyono atau lebih akrab di sapa Bibit berasal dari Gondokusuman, Solo. Bibit sudah menjalani pekerjaannya sebagai boneka badut selama beberapa bulan terakhir ini, dengan banyak macam kostum yang ia miliki ia mampu menyesuaikan tema sesuai dengan agenda yang ia datangi.

"Selain yang kelinci ini saya juga punya kostum lain mba ada kostum horor juga kaya pocongan gitu tapi karena acara yang sekarang saya datangi ini acara Muktamar Muhammadiyah jadi ya saya nyesuain aja mba biar menarik anak - anak kecil juga" jelas Bibit.

Mau tidak mau berbagai macam ide harus selalu ada untuk mencari model model kostum yang bisa digunakan untuk berbagai macam tema agenda agar tidak monoton dan berbeda dengan badur kostum lainnya. Nyatanya menjadi seorang boneka badut bukanlah pekerjaan yang mudah, panas terik hujan lebat seakan tidak menjadi halangan Bibit untuk tetap mencari nafkah demi menjalani kehidupannya sehari - hari.

Menjadi seorang boneka badut tidak pernah menjadi cita - cita seorang Bibit, menjadi pengusahalah yang merupakan keinginannya sejak dahulu. Sebelumnya, mimpi Bibit tersebut pernah terealisasikan sebelumnya tepatnya sebelum pandemi Covid-19.

Usaha teh rumahan, begitu cara Bibit menyebutkan usahanya yang bermodalkan es teh dengan plastik yang dikirimkan ke koperasi, kantin sekolah, dan buka stand di acara-acara. Menurut penuturan Bibit, usahanya dalam es teh tersebut mendapat bantuan dari mahasiswa kuliah yang memang dari mereka ingin mencari tambahan biaya untuk membayar semester.

Cara ia  memberikan gaji yakni dengan perhitungan satu cup harga tiga ribu beliau bagi dengan cara Bibit mendapat dua ribu dan mahasiswa kuliah tersebut mendapatkan seribu, namun dikarenakan adanya Covid-19 dimana sekolah semua tutup jadi tidak ada tempat untuk menjualkan es tersebut sehingga menyebabkan mau tidak mau usaha tersebut harus gulung tikar.

Setelah usaha teh rumahannya tersebut tutup selama beberapa waktu, Bibit harus menjadi pengangguran hingga ditinggalkan anak dan istri dan menjalani kehidupannya seorang diri dirumah.

“Sudah satu tahun ini anak dan istri saya meninggalkan saya ya karena saya menganggur jadi maaf ya mba tapi wanita pasti tetap cari yang bisa ngasih uang, jadi saya sekarang sendiri saja di rumah,” ujar Bibit.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline