Lihat ke Halaman Asli

Amalia Syafira

Telkom University

Belajar Leadership dari Seekor Kodok

Diperbarui: 18 November 2022   15:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Siapa sih yang tidak tahu dengan hewan yang dikenal “Menjijikan” bagi beberapa orang? Pada dasarnya, jika kita bisa mencoba memandang satu objek dengan berbagai sudut pandang kita akan mampu merubah persepsi yang buruk menjadi baik. Seperti Halnya pada seekor kodok, dimana pada seekor kodok ternyata jika kita lihat dengan sudut pandang berbeda, seekor kodok mampu menjadi guru yang mengajarkan kita tentang berbagai hal salah satunya kepemimpinan. Seseorang yang menjadi bagian kepala dari sebuah komunitas atau kelompok secara sederhana disebut sebagai pemimpin. Pemimpin merupakan seseorang yang dipercayai untuk bisa mengontrol, memimpin dan mengatur berbagai jenis pekerjaan serta anggota yang terdapat pada sebuah komunitas atau kelompok. Semua manusia di dalam kehidupannya sendiri tentunya menjadi seorang pemimpin, namun tidak semua pemimpin bisa memiliki jiwa kepemimpinan yang baik. Jika disangkut pautkan dengan kartu yang memiliki gambar seekor kodok yang digenggam oleh seorang anak dengan menunjukkannya ke kamera. Dalam hal ini, kita bisa menilai dari sudut pandang kepemimpinan. Bahwa arti dari gambar tersebut mampu tercerminkan pada sifat yang dimiliki seekor kodok yaitu “Berpetualang”. Dimana setiap kali seekor kodok melakukan petualangannya tentunya ia selalu menemukan tempat dan kondisi yang baru sehingga mampu mendatangkan hal-hal baru bagi seekor kehidupan seekor kodok. Begitupun dengan seorang pemimpin, Dimana sebagai pemimpin kita harus bisa mencoba untuk mencari hal-hal baru, mampu beradaptasi dan mampu melihat serta menilai hal-hal kecil dari berbagai jenis sudut pandang yang ada.

Mencari hal-hal baru yang tidak pernah kita rasakan sebelumnya adalah salah satu sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin. Ketika ia mau memimpin suatu komunitas atau kelompok dengan berbagai tingkat keadaan dan lingkungan yang berbeda pastinya seorang pemimpin harus mampu melihat kondisi tersebut dan mencoba melihat hal-hal baru yang ada. Sehingga ia bisa coba menggali berbagai jenis potensi dalam dirinya. Mungkin, dalam hal ini tidak mudah bagi seorang pemimpin untuk mampu mencari hal-hal baru, namun setiap orang memiliki waktu untuk mencoba hal baru yang sebelumnya tidak bisa ia rasakan. Jadi, untuk menjadi seorang pemimpin mencari hal-hal baru dan bertahan pada lingkungan serta kondisi yang baru akan membuat seorang pemimpin mampu menumbuhkan dan mengembangkan hal-hal baru dalam dirinya.

Tidak hanya mencari hal-hal baru saja, namun dalam mencari hal-hal yang baru seorang pemimpin harus mampu beradaptasi dengan hal baru yang ia temukan. Tidak semua orang mampu beradaptasi pada lingkungan dan kondisi yang berbeda. Namun, dalam hal ini, seorang pemimpin harus bisa membuat hal yang tidak mampu menjadi mampu walaupun dengan kurung waktu yang tidak singkat. Dalam memimpin, seorang pemimpin harus mampu mengenal semua sifat anggotanya baik itu sifat priadi anggotanya atau sifat anggota dalam mengerjakan suatu pekerjaan. Jadi, dengan adanya sifat beradaptasi bagi seorang pemimpin, tentunya akan memberi pengaruh yang baik dalam dunia pekerjaan serta kinerja anggota bisa lebih meningkat karena seorang pemimpin yang mampu beradaptasi dan mengenal sifat anggota-anggotanya dalam memberi dan merespon tugas yang ada.

Tak hanya itu, dari seekor kodok yang menjadi cerminan sifat seorang pemimpin, ternyata saya menyadari banyak hal yang bisa saya ceritakan tentang definisi seorang pemimpin. Saya belajar bahwa tidak selamanya baik jika kita hanya memandang satu hal yang hanya terlihat hal besarnya saja. Terkadang kita sebagai manusia, sangat kurang menyadari bahwa kita memiliki hal-hal kecil yang berharga dan berbeda dari kehidupan orang lain. Kita selalu terus menerus berlomba-lomba untuk tampak terlihat perfect di depan orang lain. Sampai kita menjadikan orang lain sebagai tolak ukur diri kita. Padahal kita tidak pernah tahu hal kecil apa yang pernah dilewati orang tersebut hingga ia bisa menjadi seperti sekarang. Begitupun dengan diri kita. Kta tidak pernah menyadari hal kecil yang istimewa ada dalam diri kita sendiri, sehingga kita sebagai manusia selalu merasa diri kita tidak cukup akan hal-hal yang seharusnya sudah baik untuk diri kita sendiri.

Tentunya menjadi seorang pemimpin tak semudah yang kita bayangkan. Berbagai jenis teori yang kita pelajari, tidak semudah itu untuk bisa kita terapkan, banyak sekali sifat-sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin. Namun, tiga sifat seorang pemimpin yang menurut saya penting yaitu pemimpin harus mampu untuk menemukan hal-hal baru yang tidak pernah ia temukan sebelumnya, seorang pemimpin juga harus mampu beradaptasi dengan anggota baik dalam kondisi dan situasi apapun, dan menjadi seorang pemimpin harus mampu melihat kemampuan hal-hal kecil yang istimewa pada anggotanya dibandingkan terus menerus melihat hal besar yang membuat lupa akan rasa penghargaan atas hal kecil yang ada. 

Jadi, ayo menjadi seorang pemimpin yang mampu mencoba hal-hal baru dan kita sebagai pemimpin haruslah mencoba menghargai dan mencari tahu hal-hal kecil apa yang ternyata membuat diri kita atau anggota kita terlihat berbeda dan istimewa dari orang lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline