UMKM atau kerap disebut usaha mikro kecil dan menengah merupakan tonggak roda ekonomi di Indonesia. Bagi para pelaku UMKM dapat menembus pasar internasional adalah sebuah pencapaian yang ingin diraih oleh setiap pelakunya, di mana produk yang mereka hasilkan dapat dijual ke konsumen dari berbagai negara lain.
Keinginan besar untuk dapat menembus pasar internasional bukanlah tanpa sebab, karena dengan melakukan ekspor ke berbagai negara para pelaku akan mendapatkan laba yang lebih besar dan jangkauan pasar yang lebih meluas. Menembus pasar internasional juga akan menambah poin lebih bagi negara, karena Indonesia akan lebih dikenal oleh penduduk negara lain.
Sayangnya banyak para pelaku UMKM belum mengerti bagaimana cara untuk dapat menembus pasar internasional. Dilansir dari Kementerian dan Koperasi UKM, melaporkan bahwa jumlah ekspor untuk kategori UKM masih pada kisaran 14,5%.
Jumlah ini tentu saja masih tergolong sangat kecil jika dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia yang melaporkan sumbangsi UKM pada kisaran lebih dari 20%.
UKM memiliki peluang besar untuk menembus pasar internasional karena memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan perusahaan besar, seperti produk UKM memiliki kecepatan inovasi, dapat menyerap lapangan kerja, biaya operasional cenderung rendah, bebas menentukan harga karena memiliki keunikannya sendiri.
Business match virtual merupakan terobosan baru dari majunya teknologi. Business matching dapat diartikan sebagai pertemuan bisnis di mana memungkinkan perusahaan dan pelaku usaha bekerja sama, dengan melakukan business matching akan dapat memberikan peluang mendatangkan para investor dari berbagai negara dan menjadi ajang bagi pelaku usaha untuk memperkenalkan produknya ke ranah yang lebih luas.
Sayangnya untuk melakukan business matching secara face to face membutuhkan biaya yang cukup besar, mengingat memerlukan akomodasi yang tidak sedikit dan memberatkan bagi para pelaku UMKM.
Terobosan teknologi business match virtual adalah salah satu solusi yang akan sangat menguntungkan apabila dapat diterapkan dengan baik, salah satu contoh sederhana dalam menerapkan business match virtual ini adalah dengan memanfaatkan conference meeting seperti Zoom di mana akan ada pihak ketiga yang memfasilitasi pertemuan tersebut, dalam pelaksanaan program business match virtual membutuhkan peran pemerintah sebagai pihak ketiga di mana mereka akan menyediakan wadah untuk dua pelaku usaha bertemu secara virtual, dan masing-masing akan mempresentasikan produknya, bagi para investor maupun pelaku usaha yang ingin bekerja sama lebih lanjut akan dapat menandatangani MoU secara virtual.
Virtual exhibition expo merupakan pameran berbasis dalam jaringan yang memiliki sebuah galeri virtual di mana para pelaku usaha dapat mempresentasikan produknya secara virtual di sana, bukan hanya itu, para pengunjung juga akan dapat mengunjungi pameran virtual ini secara praktis kapan saja dan di mana saja, program virtual exhibition bisanya juga akan dilengkapi dengan customer service virtual berbasis chat bot real time yang dapat menghubungkan dan menerjemahkan bahasa asing calon pembeli dengan penjual secara real time.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H