Lihat ke Halaman Asli

Daun Pisang (Hampir) Terbuang

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pagi nan indah dan udara segar menyambut kedatangan siswa-siswi SMA Bangsa. Setiap hari senin hingga sabtu, beberapa meter melewati gerbang sekolah mereka wajib bertemu guru Bahasa Indonesia dan bertutur salam. Terkadang periksa kelengkapan & kerapian penampilan seperti ikat pinggang, kaus kaki tidak se-mata kaki, seragam dimasukkan, dll.

Setelah itu, barulah bergerak menuju kelas masing-masing.

Rani telah duduk di bangku sekolah menunggu temannya, Dina.

***

"Hampir jam 7, loh." Rani menyapa Dina yang baru datang.

"Iyo nah, macet di KM 12."

"Klo mak itu, peginyo lebeh cepet."

Dina meletakkan tasnya dan segera mengeluarkan sisir.

"Oh yo, besok kan praktek Mulok, cuma bawa daun pisang be ye?"

"Nah iyo, besok! Jangan dak bawak, Ran. Gek kelompok kito gelabakan. Aku pacak bawak benang jahit samo jarum." Tutur Dina.

Kamis minggu lalu Rani tak masuk sekolah karena mengikuti Lomba. Ibu Marwah menyuruh murid XI IPA 2 membawa daun pisang untuk praktek langsung dan dinilai. Kelompok dibagi dua orang berdasarkan tempat duduk. Rani dan Dina bergabung membentuk 1 kelompok karena duduknya bersebelahan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline