Lihat ke Halaman Asli

Amalia Kusumawati

Fresh Graduate Teknik Industri Universitas Pancasila

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Polusi Udara di Jakarta: Mengapa PM2.5 Jadi Ancaman Serius?

Diperbarui: 20 September 2024   18:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Polusi udara di Jakarta semakin hari semakin memprihatinkan. Menurut laporan KBRN RRI, Jakarta menduduki peringkat pertama sebagai kota dengan polusi udara terburuk di dunia pada tanggal 19 September 2023 (KBRN RRI, 2023).  Penyebab utama dari kondisi ini adalah tingginya emisi kendaraan bermotor yang beroperasi setiap harinya. Setiap kali kita berangkat kerja atau sekolah, kemacetan yang kita hadapi di jalan ternyata menyumbang emisi yang sangat berbahaya bagi kesehatan.

Salah satu komponen paling berbahaya dari polusi udara adalah PM2.5, yakni partikel kecil yang bisa terhirup dan masuk ke dalam paru-paru, menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari gangguan pernapasan hingga penyakit jantung. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di kawasan Cawang, Jakarta Timur, terlihat bahwa cuaca dan waktu pengambilan data sangat memengaruhi tingkat konsentrasi PM2.5.

Di pagi hari, saat aktivitas masyarakat sedang tinggi, kadar PM2.5 di udara juga meningkat drastis. Hal ini bisa disebabkan oleh banyaknya kendaraan bermotor yang digunakan bersamaan. Sebaliknya, pada siang hari, ketika lalu lintas mulai mereda, kadar PM2.5 pun menurun. Yang menarik, meski angin kerap kali dianggap bisa membantu menyebarkan polusi, dalam penelitian ini kecepatan angin tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat PM2.5.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Melihat data ini, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan sebagai langkah kecil untuk mengurangi polusi udara di Jakarta. Mulai dari beralih ke transportasi umum, menggunakan kendaraan ramah lingkungan, hingga ikut serta dalam kampanye lingkungan. Setiap tindakan kecil kita bisa membawa dampak besar dalam jangka panjang.

Kesimpulannya, cuaca cerah dan waktu pagi hari menjadi kondisi di mana kita harus lebih berhati-hati terhadap kualitas udara. Mengurangi aktivitas di luar rumah pada waktu-waktu tersebut bisa menjadi salah satu cara untuk menjaga kesehatan, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat penyakit pernapasan.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline