Lihat ke Halaman Asli

Sejarah Candi Jago beserta Kondisinya di Masa Kini

Diperbarui: 22 September 2023   20:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokumen pribadi Amalia: 15 September 2023

Candi Jago berlokasi di lembah Gunung Bromo atau yang lebih spesifik berada pada Jl. Wisnuwardhana, Ronggowuni, Tumpang, Kec. Tumpang, Kab. Malang, Jawa Timur. Candi ini dibangun dengan bentuk langgam batur berundak yang terbuat dari batu andesit yang menghadap ke Barat. Candi ini dipugar pertama kalinya pada masa majapahit oleh Adityawarman sebagai bentuk penghormatan pada leluhurnya. Hal tersebut didasarkan pada tulisan yang ditemukan di prasasti Manjusri yang berangka tahun 1343 m.

Dikarenakan candi ini merupakan peninggalan dari kerajaan Tumapel yang menganut ajaran Hindu-Budha, maka relief pada candi ini juga mencerminkan ajaran yang berkembang pada kerajaan tersebut. Hal ini dibuktikan pada sisi kaki candi yang dihiasi oleh relief Tantri kamandhaka dan Kunjarakarna yang merupakan cerita yang dipercaya oleh para penganut Budha. Sedangkan pada sisi kaki candi yang lain terdapat relief Parthayajna, Arjunawiwaha dan Krisnayana yang merupakan cerita yang dipercaya oleh para penganut agama Hindu. Selain itu, pada temuan arca yang ada di Candi Jago, seperti Amoghapasa Awalokiteswara serta pengikutnya itu juga digambarkan dalam relief ini.

Dalam kitab Negarakertagama karya Empu Prapanca dan Pararaton menyebutkan bahwa Candi Jago ini sebenarnya berasal dari kata "Jajaghu" yang memiliki arti keagungan, sebuah istilah yang menggambarkan sebuah tempat yang suci. Oleh karena itu, Candi Jago ini dibangun oleh Raja Kertanegara sebagai bentuk pendermaan bagi ayahnya atau raja dari Kerajaan Tumapel yaitu Raja Wisnuwardhana. Walaupun candi ini merupakan perpaduan antara candi Hindu-Budha, namun Candi ini lebih condong ke dalam Candi peninggalan Budha karena Raja Wisnuwardhana merupakan tokoh penganut Budha yang dapat dibuktikan dengan adanya  arca Amoghapasa yang merupakan dewa tertinggi pada ajaran Budha Tantrayana.

Candi Jago ini baru ditetapkan sebagai situs cagar budaya oleh kemendikbud balai pelestarian cagar budaya Jatim  di tahun 2016. Saat ini Candi Jago tidak bisa dinaiki oleh pengunjung dikarenakan struktur bangunan candi yang sudah rapuh dan tidak lagi kokoh. Selain itu penataan relief pada Candi Jago ini tidak tertata dengan teratur, sehingga antar relief itu tidak sama yang dapat menyebabkan cerita yang digambarkan pada relief menjadi tidak utuh.

dokumen pribadi Amalia: 15 September 2023

dokumen pribadi Amalia: 15 September 2023




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline