Perubahan itu pasti. Perumahan Griya Parahita mengalami perubahan sesuai dengan waktu. Pelan dan pasti warga Griya Parahita terus berproses dalam gerak perubahan. Dan kini warga sedang berupaya meningkatkan kemajuan.
Pertanian menjadi Perumahan.
Cerita Pak Marta salah satu tokoh warga, daerah Parahita sekarang, dahulu adalah daerah pertanian. Di lahan ini tumbuh banyak belimbing, pepaya, jeruk, dan sirsak. Informasi tambahan dari Pak Sukardi, mantan pekerja, besan Pak Hengky, lahan pertanian itu adalah milik Pak Hasan dan Pak Sukiyat. Mereka adalah kakak – adik keturunan Tionghoa asal Medan. Pak Kardi menambahkan, sebelumnya lahan tersebut dibeli oleh Pak Hasan dan Sukiyat, di lahan terdapat kebun karet. Dan pada tahun 1995 warga sempat menggarapnya sebelum PT BSD membangun perumahan.
Dampak Krisis Eknomi tahun 1998
Proses pembangunan Griya Parahita berlangsung saat krisis monoter tahun 1997-1998. Perekonomian Indonesia pada saat itu sangat sulit. Pada saat itu, masyarakat berpikir hanya ingin bertahan hidup. Rakyat berjuang untuk memenuhi kebutuhan makan dan sandang. Banyak masyarakat menunda pemenuhan kebutuhan papan. Bayangan saya, setelah pembangunan Griya Parahita selesai banyak rumah kosong. Perumahan tak berpenghuni.
Lokasi Perumahan Griya Parahita
Perumahan Griya Parahita berada di Desa Kadusirung, Pagedangan, Kabupaten Tangerang. Lokasi ini bisa dicapai dengan mudah karena dekat jalan raya besar dan juga dekat stasiun kereta api. Setelah turun dari angkot, jalan kaki sekitar lima menit akan tiba di lokasi. Jika naik kereta api, turun di Stasiun Cicayur kemudian naik ojek, kira-kira 10 menit akan tiba. Beberapa warga mengatakan, saat itu jalan sudah bagus. Enam tahun sebelum pembangunan rumah, jalan menuju perumahan masih berlubang dan jika hujan jalan becek.
Cerita beberapa warga, sebagian kecil rumah sudah ada pemiliknya. Sayangnya, banyak rumah kosong karena belum terjual. Memang ada rumah sudah hak milik, namun pemilik membiarkannya kosong.
Tahun Pertama di Parahita.
Mei 2007 kami pindah dari Cibinong ke Griya Parahita. Saya melapor ke ketua RT. Saat itu ketua RT adalah Pak Marta. Sekarang usianya di atas 80 tahun. Beliau masih sehat. Beberapa kali, kami bertegur sapa.
Saat itu hingga sekarang, pejalan kaki dapat masuk ke perumahan dari delapan penjuru mata angin. Namun jika mengendarai mobil, hanya bisa masuk dari pintu utama.