Lihat ke Halaman Asli

Amak Syariffudin

Hanya Sekedar Opini Belaka.

Menyediakan Kantong Virus?

Diperbarui: 4 Mei 2020   10:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Ilustrasi rokok Sampoerna (Dokumentasi laporan keuangan PT HM Sampoerna Tbk)

MENYEDIAKAN KANTONG VIRUS?  Sementara pemerintah, para dokter dan tenaga medik lainnya, peneliti/laborant serta penemu inovasi alat kesehatan berkutat untuk mencegah penyebaran dan mematikan covid-19, nampaknya ada pelaksana tugas sendiri yang kurang tanggap terhadap penyebaran virus itu. 

Beberapa hari sebelum Hari Buruh 1 Mei lalu, ketika Surabaya mengawali penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar), pada 14 April management pabrik rokok PT HM Sampoerna Tbk di Surabaya melaporkan kepada Dinas Kesehatan Surabaya, 2 karyawannya sakit terinfeksi covid-19. 

Entah karena kesibukan apa menjadikan para pegawai Dinas itu tidak melanjutkan laporan itu ke Gugus Tugas Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa (1/5) yang terbiasa melakukan gerak cepat sejak menjadi Menteri Sosial (Kabinet Kerja) dulu, mengeluhkan: "Ini agak terlambat responsnya. Tanggal 14 April PTHM Sampoerna sudah lapor ke Dinkes Surabaya." Lalu menghaluskan tuduhannya, Gubernur melanjutkan pendapatnya: "Mungkin informasinya tidak detail. Kalau informasi detail, pasti akan dilakukan quick respons."

Dimana letak kelambatannya?  Gugus itu baru menerima laporan susulan 28 April yang langsung ditanggapi, sementara pabrik itu sudah menutup operasinya sejak 26 April. 

Sejumlah 323 karyawannya ditest, 36 karyawan (terbanyhak perempuan) positif terinfeksi dan 2 orang darinya meninggal, sehingga 34 orang harus dirawat di 2 Rumah Sakit di Surabaya.

Apabila kita renungkan tentang para karyawati yang harus menjalani pengobatan itu dan belum tentu semuanya bisa sembuh, sebagai wanita (terbanyak para ibu rumah tangga), sehari-harinya sangat bergesekan dengan suami, anak-anaknya, kerabat lainnya dirumah dan karena kebiasaan dekat dengan tetangga dalam kehidupan perkampungan sangat padat, juga pasti dengan orang-orang sekeliling kampungnya di kecamatan Rungkut. 

Terbanyak tinggal sebagai penyewa atau mondok diperkampungan sekitar lokasi pabrik di Rungkut Industrial Estate Surabaya. Jadi, kalaulah sipenderita itu bisa menularkan virusnya pada orang-orang sekelilingnya, entah sudah berapa puluh orang jadi korban infeksi itu. 

Dalam  pekerjaan sesama karyawan saling berdempetan, karena terbanyak selaku karyawati mengelinting sigaret kretek sampaipun bagian pengepakan.

Sedangkan produk sigaret kretek yang ditangani mereka dikawatirkan ditempeli virusnya, menurut manager pabrik katanya sudah diisolasi selama lima hari. Entah efektif atau tidak, terserah pihak Gugus Tugas dan konsumennya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline