Lihat ke Halaman Asli

Ama Kewaman

Penulis Lepas

Persaudaraan: Orang Asing yang Tidak Asing

Diperbarui: 2 November 2021   06:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(SMATER Don Bosco Lewoleba dalam giat literasi)/dokpri

(Catatan kecil selama tiga bulan di SMAS Frater Don Bosco Lewoleba)

Oleh: Feliksianus Ama

SMAS Frater Don Bosco Lewoleba menjadi salah satu barometer pendidikan di Kabupaten Lembata. Kehadiran Lembaga Pendidikan di bawah naungan Frateran CMM ini membawa warna baru perkembangan pendidikan di Lembata. Bagimana tidak, berbagai prestasi terukir indah oleh Lembaga ini, pun guru serte peserta didik. Setiap amgkatan, selalu punya prestasi.

Kalau saya boleh menyebut, bentuk prestasi yang di capai oleh SMATER Don Bosco Lewoleba ini sebagai "masa kejayaan". Frasa "masa kejayaan" itu berkembang luas di tanah Lembata, negeri kibasan ikan paus menyemerbak sampai ke tingkat propinsi Nusa Tenggara Timur bahkan menggema sampai ke tingkat Naasional. Masa kejayaan itu dicapai dalam berbagai bentuk prestasi akademik maupun nonakademik. Inilah masa-masa kejayaan yang diraih oleh SMATER Don Bosco.

Kalau ditanya tentang SMATER Don Bosco, siapa yang tak kenal? Yang dikenaal oleh masyarakat umum di tanah Lembata, negeri terjanji para leluhur, adalah prestasi. Demikian kalau pertanyaan itu dilontarkan kepada saya, sudah pasti dengan jawaban yang sama, yaitu PRESTASI. Semua bentuk prestasi itulah yang menjadikan SMAS Frater Don Bosco Lewoleba sebagai yang istimewah oleh masyarakat umumnya di negeri Lembata.

Adalah sebuah kehormatan bagi saya, karena telah meleburlarut sebagai bagian dari keistimewaan SMAS Frater Don Bosco Lewoleba itu. Saya boleh menikmati keistimewaan itu dengan penuh syukur selama tiga bulan berada di sini. Keistimewaan itu berpancar indah dari solgan Fides, Scientia et Fraternitas yang menghidupi SMAS Frater Don Bosco Lewoleba selama bertahun-tahun lamanya.

Persaudaraan sebagai Proses Refleksi 

Tiga bulan berada di lorong-lorong, emperan, ruangan kelas, ruangan guru, Aula Fraternitas SMAS Frater Don Bosco Lewoleba membuat saya bersahabat dengan orang asing. Kata asing dalam frasa "orang asing" ini mengandung pengertian bahwa orang yang tidak biasa bukan orang yang datangnya dari luar negeri. Memang asing terasa, sebab sebagai orang baru dalam sebuah komunitas, saya tahu persis bagaimana mengakrabkan diri dengan mereka (siswa, para guru dan pegawai) dan semua mereka yang berada di sini, di Lembaga SMAS Frater Don Bosco Lewoleba, tempat di mana yang asing menjadi tidak asing dan yang baru menjadi biasa.

Dalam keasingan itu, keakraban mulai terjalin dan persaudaraan tumbuh dengan semestinya. Semua orang yang berada di komunitas SMAS Frater Don Bosco Lewoleba tidak hanyamerasa asing dengan kehadiran saya tetapi bagi saya pun menjadi asing. 

Asing karena memang bersama-sama kami baru memulai membangun keakraban dan persaudaraan. Dalam permulaan menjadikan keasingan sebagai yang tidak asing, kami membangun persaudaraan itu lewat obrolan-obrolan ringan di ruang guru, ruangan kelas dan tak jarang juga di emperan-emperan kelas. 

Tegur sapa, kadang kala larut dalam candaan yang barangkali tak berarti. Dari sanalah pertemuan bermula. Saya selalu merasa hidup kembali, sebab dalam pertemuan itulah bait-bait puisi terbesit dalam pikiran untuk dibawa kepada anak-anak di kelas. Saya selalu yakin, bahwa cinta selalu bermula dari pertemuan dan akan berakhir dengan kerinduan bila jarak memisahkan, tapi yakin bawa rindu entah dibelahan hati bagian mana akan menjaga cinta ini abadi selamanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline