Lihat ke Halaman Asli

Belajar Berbohong yang Santun, Yuk!

Diperbarui: 29 November 2015   16:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tahukah Anda bahwa berbohong dan berbasa-basi adalah salah satu strategi untuk berbahasa santun?

Berbahasa santun sangatlah diperlukan bagi setiap orang. Kesantunan kita menunjukkan bahwa kita menghormati lawan bicara kita dan diri kita sendiri. Disaat kita berbicara dengan bahasa yang santun, hal itu menunjukkan bahwa kita bukanlah sembarang orang melainkan kita adalah orang yang terpelajar dan sebagian besar memiliki kepribadian yang baik.

Tapi kita tidak harus berbicara menggunakan bahasa santun setiap saat. Kesantunan kita dipengaruhi oleh : mitra tutur, tempat, waktu, dan topik pembicaraan. Kita harus berbicara lebih santun kepada orang yang lebih tua atau orang yang kurang dekat dengan kita. Tetapi kita dapat berbicara lebih santai jika kita berbicara kepada teman sebaya. Di rumah dan di sekolah juga merupakaan contoh bahwa tempat juga membedakan kesantunan kita. Waktu, saat acara keluarga, kita akan lebih berbicara santun daripada saat santai. Dan topik pembicaraan kita juga merupakan pembeda saat kita berbahasa santun, saat kita bercanda, kita dapat menggunakan bahasa yang lebih santai.

Bagaimana dengan berbohong? Yang dimaksud dengan berbohong adalah salah satu strategi berbahasa santun bukanlah berbohong seperti berkata bahwa kita mendapat nilai ulangan yang bagus padahal tidak. Berbohong yang dimaksud disini adalah pura-pura setuju tetapi tetap melakukan. Contoh: teman kita memasak makanan untuk kita, saat kita mencoba menurut kita tidak enak tetapi kita bilang bahwa masakan itu enak tapi kurang bumbu atau kurang matang. Hal ini dilakukan agar orang lain tidak sakit hati dan menunjukkan ketidaksetujuan yang semu.

Berbasa-basi juga merupakan strategi santun. Contoh: kita sedang kelaparan,kita sedang di rumah teman dan kita ingin makan. Kita mengatakan “saya belum makan dari pagi dan merasa lapar”. Tetapi janganlah berbasa-basi yang bertele-tele karena itu akan membuat mitra bicara kita merasa bosan. Contohnya saat teman kita bertanya kita mau makan cemilan atau makanan berat. Yang dimaksud strategi santun adalah menjawab “Makanan berat”. Sedangkan bertele-tele seperti “Saya belum laper jadi ingin makanan kecil tapi sekarang sudah jam makan siang dan waktunya untuk makan berat.”.

Jadilah orang yang memperhatikan bahasa saat berbicara. Karena bahasa kita dapat menyakiti hati orang dan dapat membuat orang menjadi salah dalam mengertikan maksud kita dan dapat menimbulkan masalah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline