Lihat ke Halaman Asli

Cintamu | Cinta Kredit atau Kontan

Diperbarui: 24 Juni 2015   15:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

lagi-lagi tentang cinta. cinta lagi cinta lagi. serasa tidak ada habisnya membahas tentang cinta. begitu banyak istilah-istilah cinta yang digunakan. salah satunya adalah cinta kredit dan cinta kontan.

cinta kredit adalah perasaan cinta yang diungkapkan pada orang yang dicintai,tetapi belum sanggup untuk menghalalkanya. cinta yang seperti ini identik dengan hubungan pacaran. saling mencintai tapi belum halal, belum seutuhnya menjadi milik pribadi. seperti membeli sebuah sepeda motor dengan cara kredit ketika sudah acc pengajuan kreditnya motor tersebut bisa dipakai untuk jalan-jalan walaupun belum sah kepemilikanya.

begitu juga sang pacar seringkali diajak jalan-jalan walau belum sah kepemilikanya. kalau memakai motornya tidak hati-hati maka resikonya adalah kecelakaan dan tetap menanggung beban setoran kalau sampai lari dari tanggung jawab maka akan dicari-cari oleh debt colektor untuk bertanggung jawab, bahkan debt collector seringkali melakukan kekerasan pada nasabah yang lari dari tanggung jawab.

kalau pacarannya tidak hati-hati maka resikonya adalah kehamilan dengan menanggung beban aib moral dan selalu dicari oleh orang tuanya untuk bertanggung jawab kalau lari dari tanggung jawab maka sering kali dijebloskan kepenjara.

sedangkan cinta kontan adalah sebaliknya, membeli motor dengan kontan mau dipakai kemanapun, atau untuk balapan sekalipun tidak masalah karena sudah milik pribadi tidak ada resiko untuk menanggung beban setoran. mengungkapkan cinta kemudian menikahinya adalah bentuk dari cinta kontan. tidak ada satupun yang melarang ataupun mencegah untuk dipergunakan sesuka hati.

masihkah berharap mempunyai cinta kredit dengan segala resiko yang menjijikan. kecelakaan sebelum menikah, bukankah itu dosa besar. mempunyai cinta kredit itu harus ekstra hati-hati jangan sampai terjadi kehamilan sebelum sah, kalaupun sudah hati-hati  kadang-kadang orang tua tidak merestui. bukankah itu menyakitkan sudah kecelakaan tidak direstui orang tuanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline