WONOGIRI---Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Sebelas Maret (UNS) Kelompok 116 dan 126 adakan sosialisasi pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Desa Ngelo, Kecamatan Jatiroto, Kabupaten Wonogiri. Pada Kamis (16/02) edukasi disampaikan sebagai respon perubahan di dunia usaha agar pelaku UMKM dapat beradaptasi terhadap perubahan zaman yang semakin digital.
Penanggungjawab kegiatan dari Kelompok 116 Salma Prasantika menyampaikan bahwa branding diperlukan oleh setiap usaha untuk mempertahankan dan memperkuat sebuah brand. Lingkup branding tidak hanya tentang merek tetapi juga seluruh pandangan orang terhadap merek usaha kita.
"Di Ngelo ini UMKM-nya beragam, mayoritas berusaha makanan dan usaha kelontong tetapi ada juga pandai besi. Sayangnya ketika dilakukan analisis, kebanyakan usaha makanan belum punya daftar menu, nama usaha belum terpampang jelas, dan belum melek pemasaran digital. Jadi kita mau mengedukasi tentang itu," kata Salma.
Di sosialisasi tersebut Salma Prasantika menjelaskan tips-tips branding UMKM seperti pemilihan nama usaha, jenis atribut merek, dan contoh UMKM di Solo yang telah berhasil meningkatkan penjualan karena melakukan aktivitas branding. Ia juga memaparkan tentang karakteristik berbagai media sosial yang bisa digunakan sebagai sarana pemasaran digital untuk UMKM.
"Untuk pelaku usaha desa ini bisa memulai dengan menggunakan WhatsApp sebagai media sosial utama. Yang penting di media sosial WA adalah jangan ragu mengunggah dagangan setiap hari, menyimpan nomor pelanggan sebanyak-banyaknya, dan bisa menggunakan visual yang menarik," ujarnya.
Di ujung sesi, Salma Prasantika membagikan pro-tips branding UMKM dengan memperagakan dasar desain untuk usaha dengan membuat daftar menu. Sosialisasi dilakukan dengan mengedukasi masyarakat tentang website desain gratis yang bisa dicoba pelaku usaha untuk mendukung branding yang akan mereka lakukan.
Salah satu peserta kegiatan Sutiyani (31) mengatakan kegiatan tim KKN UNS 116 dan 126 di bawah bimbingan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Dr. Hery Widijanto ini bermanfaat bagi dirinya. Ia mengaku ingin menerapkan branding dengan menentukan menu pembeda di usahanya.
"Aslinya mau bikin menu yang beda, saya sudah punya produk risol dan piscok dan alhamdulillah suka dapat pesanan untuk arisan dan yasinan. Jadi ingin lebih memfokuskan branding menu itu," ungkap Sutiyani.
Hal yang sama diungkapkan oleh Dwiyani (36), pengusaha keliling perabotan dan pakaian di Desa Ngelo. Ia berkeinginan menerapkan nama merek yang mudah diingat oleh pelanggan dan mengelola daftar barang yang ia jual.
"Selama ini sudah coba pakai WhatsApp untuk promosi, audiensnya ada 300-an. Saya ingin coba ecommerce Lazada untuk jual baju dagangan saya," katanya.