Lihat ke Halaman Asli

Bijaklah

Diperbarui: 12 Desember 2024   17:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Diberi sedikit bekal 

dari tahta bijak berambut putih 

Ia meluangkan waktu dan sembari mengajar tentang berpikir

Ternyata ada kilat baru bergemuruh suara guntur menggelegar 

Itulah kiasan hidup kritis yang ampuh

Siap sedia menyambut tantangan berani meraih mimpi

Melambungkan nyali lebih jauh 

Menentang belanga kosong pada pembohong

Sejatinya sudah sumpah diri pada KUASA agar taat pada negara dan berbakti bagi masyarakat supaya kesejahteraan dituai dengan senyuman namun realitanya masih berbelok dan seenaknya masih melenceng

Ah....perlukah dibina dalam jeruji?

Ataukah diadili dulu melalui ranah hukum?

Biasa saja kata laksa karena sudah membumi dan mendarah daging dalam bianglala janji palsu 

Manis di bibir 

Pahit dalam nyata tindakan 

Permisi....

Mohon maaf ya....

Apakah itu Anda?

Apa yang mesti dicontoh dari para "raja atau ratu"?

Hai nak.... Peradaban zaman semakin canggih 

Ingat kata sesepuh dikala itu!

Belajarlah terus ilmu padi

Semakin berisi

Semakin menunduk

Semenjak itulah hatimu bagai tangan dermawan memeluk bumi 

Rakyat memperoleh sejahtera 

Negara tentram sentosa aman amin

Kita dikenang sepanjang rumpun

Kisah gelora diatas menara anggun



12/12/ 24_Yogyakarta

@4Z2!



 


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline